Hagia Sophia

15 July 2025

Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Manusia Setelah Meninggal

Foto: Ilustrasi meninggal dunia (Getty Images/nico_blue)

Dokter Forensik dari Kent University, Dr Devin Finaughty mengatakan, setelah kematian, tubuh menjadi bagian dari ekosistem dekomposisi. Dikutip dari mana IFL Science, kondisi ini merupakan serangkaian proses saat tubuh dan selnya pecah, sehingga tersisa kerangka.

Rata-rata tubuh yang terkubur dalam peti mati biasanya akan mulai rusak dalam satu tahun. Kendati demikian, tubuh membutuhkan waktu sampai satu dekade untuk terurai dan menyisakan kerangka.

Ilmuwan Forensik, M Lee Goff dalam laman Medical News Today mengungkapkan bahwa proses pembusukan dimulai pada titik kematian dan berakhir ketika tubuh menjadi kerangka. Dia mencatat ilmuwan lain yang membagi tahap dekomposisi menjadi tahap yang berbeda. Tapi, dia menyarankan untuk mempertimbangkan lima tahap dekomposisi setelah kematian sebagai berikut:

Pertama, mengacu pada tubuh setelah kematian. Saat itu hanya ada sedikit tanda-tanda pembusukan yang terlihat. Adapun beberapa proses yang mungkin dimulai, yaitu perubahan warna kehijauan, livor mortis, dan tache noire.

Kedua, tahap penggelembungan, ketika pembusukan dimulai. Gas yang menumpuk di perut membuat pembengkakan dan menyebabkan tubuh terlihat kembung.

Ketiga, tahap pembusukan. Pada tahap ini kulit pecah akibat pembusukan dan aksi belatung, sehingga gas yang terkumpul bisa keluar. Ini menjadi salah satu alasan tubuh mengeluarkan bau yang kuat dan khas.

Selanjutnya adalah pasca pembusukan, saat tubuh direduksi menjadi kulit, tulang rawan, dan tulang. Saat ini, beberapa jenis kumbang akan datang untuk menghilangkan jaringan lunak dan menyisakan tulang.

Terakhir, adalah tahap kerangka, yaitu ketika hanya ada kerangka dan terkadang rambut yang tersisa.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ahli Forensik Jelaskan Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Manusia Setelah Meninggal"