Hagia Sophia

29 September 2025

Ini Gejala Keracunan MBG pada Anak, Segera Bawa ke RS

Anak keracunan makanan bergizi gratis. (Foto: Whisnu Pradana)

Program makan bergizi gratis (MBG) digadang-gadang pemerintah sebagai salah satu prioritas nasional untuk memperbaiki status gizi anak, menurunkan angka stunting, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, beberapa kasus keracunan massal yang muncul di sejumlah daerah justru bertolakbelakang dengan tujuan utama tersebut.

Alih-alih menjadi solusi, makanan yang seharusnya menyehatkan malah berubah menjadi ancaman. Kasus luar biasa (KLB) keracunan pangan di Kabupaten Bandung Barat misalnya, sudah menimpa lebih seribu pelajar dalam kurun kurang dari sepekan. Ini menjadi bukti ada celah serius dalam aspek keamanan pangan program MBG.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, menekankan kasus keracunan makanan pada anak bukanlah hal sepele. Orang tua, guru, dan pihak sekolah harus sigap melakukan langkah pertama ketika gejala muncul.

Tanda Perlu Segera Dibawa ke RS

dr Piprim menekankan keluhan tertentu menjadi tanda anak perlu segera mendapatkan penanganan lebih lanjut di puskesmas maupun rumah sakit terdekat. Berikut ciri-cirinya:
  • Muntah atau diare terus-menerus
  • Ada darah dalam muntahan atau tinja
  • Anak sangat lemas hingga tidak mampu minum
  • Segera menghentikan konsumsi menu MBG saat dicurigai terdapat bau tidak sedap menyengat dan pangan yang tidak segar.
"Begitu ada gejala, hentikan segera konsumsi makanan tersebut," jelas dr Piprim dalam keterangannya, Kamis (25/9/2025).

Sisa makanan maupun kemasan sebaiknya tidak dibuang. IDAI mengimbau untuk menyimpannya dalam wadah tertutup agar bisa diperiksa oleh petugas kesehatan. "Ini penting untuk melacak sumber kontaminasi dan mencegah kejadian serupa terulang," tegas dia.

Bila anak menunjukkan gejala ringan, orang tua disebutnya bisa melakukan langkah awal seperti:
  • Pastikan anak cukup minum air bersih untuk mencegah dehidrasi.
  • Biarkan anak istirahat di tempat yang nyaman.
Orang tua atau pihak sekolah juga disarankan untuk melaporkan kasus ke puskesmas atau dinas kesehatan terdekat. Hal ini krusial agar dilakukan investigasi dan mencegah penyebaran kasus ke wilayah lain.

dr Piprim mengingatkan bahwa makanan sehat bukan hanya dilihat dari sisi kandungan gizinya, tetapi juga keamanan pangan dari dapur hingga meja makan. Kontaminasi dalam proses pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi bisa mengubah makanan bergizi menjadi ancaman kesehatan.

"Gizi penting, tapi keamanan pangan tidak kalah penting. Kedua hal itu harus berjalan beriringan," tegas dr Piprim.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "IDAI Ungkap Gejala Keracunan MBG pada Anak, Segera ke RS Jika Mengalami"