![]() |
Wanita Jaksel yang terkena batu empedu hingga kantong empedunya diangkat di usia 22. Ini yang dia rasakan pasca operasi (Foto: Dece) |
Batu empedu biasanya diidap wanita berusia di atas 40 tahun. Namun karena pola hidup yang tak sehat, orang muda berusia 20-an juga bisa terkena. Seperti misalnya, Dece (29), seorang wanita asal Jakarta Selatan yang harus menjalani operasi pengangkatan kantong empedu pada usia 22 tahun setelah terdiagnosis batu empedu.
Penyakit ini baru terdeteksi pada tahun 2018, saat ia dirawat di rumah sakit akibat gejala tipes. Selama seminggu menjalani perawatan, dokter awalnya menanyakan apakah ada keluhan lain sebelum Dece diperbolehkan pulang.
Dece pun mengaku dirinya sering merasakan nyeri di bagian pinggang kanan atas serta pegal ketika lelah. Berdasarkan keluhan tersebut, dokter menyarankannya untuk menjalani USG pencernaan.
"Yaudah pas besokannya diperiksa di USG, itu lambung, ginjal, aman kan," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (3/3/2025).
"Pas (kantong) empedu, dokter yang memeriksa USG bilang, Mbak ini tuh banyak batu di empedunya. Terus kan aku kaget sih pas dibilang kayak gitu, 'hah batu gitu'," sambungnya lagi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat banyak batu empedu, dengan ukuran terbesar mencapai 1,6 cm. Dokter pun menyarankannya untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter bedah digestif guna menentukan langkah penanganan yang tepat.
Seminggu setelahnya, Dece menemui dokter bedah digestif untuk berkonsultasi mengenai kondisi kantong empedunya. Dalam pertemuan tersebut, dokter mengevaluasi hasil pemeriksaan dan mendiskusikan kemungkinan tindakan operasi. Dokter juga menanyakan apakah Dece memiliki riwayat kolesterol tinggi sebagai faktor risiko batu empedu.
Dece mengaku bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kolesterolnya normal. Meski begitu, ia menyadari pola makannya kurang sehat. Ia kerap mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti junk food dan jarang mengonsumsi makanan berserat seperti sayur.
Awalnya, Dece ragu untuk menjalani operasi dan ingin mencari alternatif lain. Namun, dokter menjelaskan bahwa jika kantong empedu tidak segera diangkat, batu empedu tersebut bisa pecah di dalam tubuh, menyebabkan kulitnya menguning, serta berisiko menimbulkan komplikasi serius, bahkan koma.
Menyadari bahayanya, Dece akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan kantong empedu. Setelah menjalani operasi tersebut, ia mengaku lebih merasa cepat lelah dan sakit perut jika mengonsumsi makanan yang tak sehat seperti gorengan dan santan.
Terkait kondisi itu, dokter spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno SpPD-KGEH apabila ada indikasi batu empedu harus dibuang, biasanya dokter akan mengangkatnya bersama kantong empedunya. Hal ini dikarenakan cukup sulit apabila hanya mengambil batu empedunya saja. Menurut dr Aru, kantong empedu adalah penampungan atau reservoir dari cairan empedu yang diproduksi oleh hati.
"Jadi bila diangkat maka cadangan empedunya jadi tidak ada. Akibatnya bila kita makan terlalu berlemak maka perut kadang menjadi begah dan kembung," katanya kepada detikcom, Senin (3/3)
"Kadang juga ada diare akibat empedu yang langsung keluar ke usus tidak disimpan di kantong empedu. Tetapi secara umum tidak ada gejala lain ataupun tidak juga menjadi lebih mudah sakit. karena empedu berperan dalam membantu mencerna terutama lemak," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pengakuan Wanita Jaksel Hidup Tanpa Kantong Empedu, Ini yang Dirasakan"