Hagia Sophia

15 May 2024

Atasi Stres dan Kesepian Warga Korsel Sampai Pelihara Batu dan Diberi Nama

Ilustrasi. (Foto: Tangkapan layar viral)

Masyarakat Korea Selatan, khususnya generasi muda tengah menemukan kenyamanan dan persahabatan melalui tren memelihara batu. Kondisi ini dinilai tidak jauh akibat tingkat stres yang tinggi karena pekerjaan hingga rasa kesepian.

Tren ini membuat banyak pemelihara memberi nama, mengajak bicara, hingga memberi pakaian batu seakan-akan itu benda hidup. Beberapa pemilik batu bahkan meletakkannya di tempat tidur dan memberikan pijatan.

Seorang peneliti farmasi bernama Lee (30) mengidentifikasikan batu peliharaannya sebagai perempuan. Ia sering memandangi batu tersebut dan membuatkan handuk musim dingin untuk peliharaannya itu.

"Saya kadang-kadang mengeluh tentang betapa melelahkannya hari ini yang saya alami di tempat kerja," kata Lee dikutip dari SCMP, Senin (13/5/2024).

Tak hanya Lee, hal serupa juga dirasakan oleh Koo (33) seorang pekerja kantoran yang mengikuti tren memelihara batu. Semenjak memelihara batu, Koo mengaku hidupnya menjadi lebih tenang.

Ia memberi nama batunya itu 'Bang-bang-i' yang berarti 'melompat dalam kebahagiaan'. Koo kerap menyimpannya di dalam saku dan sering membawanya bepergian ke gym atau saat jalan-jalan.

"Ada rasa tenang, mengetahui bahwa batuan alam ini telah mengalami banyak pelapukan seiring berjalannya waktu hingga mencapai kondisi saat ini," kata Koo.

Dikutip dari FirstPost, kesepian dan kelelahan bukanlah sebuah fenomena yang baru di Korea Selatan. Faktor tekanan seperti keuangan hingga tekanan di tempat kerja juga berkontribusi dengan masalah ini.

Meningkatnya rumah tangga yang hanya dihuni satu orang dan maraknya budaya kerja berlebihan dinilai menunjukkan perlunya solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sosial.

Menurut laporan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan pada bulan April 2023, sekitar 3,1 persen warga Korea berusia antara 19 dan 39 tahun diklasifikasikan sebagai 'kaum muda yang kesepian dan penyendiri'. Berbagai permasalahan beragam seperti keuangan, kesehatan mental, keluarga, hingga masalah kesejahteraan disebut berkontribusi terkait hal tersebut.

Perusahaan-perusahaan di Korea Selatan juga mempunyai catatan yang kurang baik dalam soal jam kerja. Banyak karyawan bekerja secara berlebihan hingga menjadi salah satu pemicu stres berat.

Pada bulan Maret 2023, pemerintah sempat mengusulkan peningkatan jam kerja dalam seminggu dari 52 jam menjadi 69 jam. Kondisi tersebut menimbulkan reaksi keras dari generasi milenial, gen Z, dan serikat pekerja.

Penolakan ini pada akhirnya mendorong pertimbangan ulang atas rencana tersebut.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Curhat Warga Korsel Pelihara Batu Buat Atasi Stres-Kesepian, Sampai Diberi Nama"