Hagia Sophia

30 May 2024

Tidak Hanya China dan India, Indonesia Juga Miliki Banyak Jamu Herbal

ilustrasi jamu (istimewa)

Jamu secara resmi telah ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda. Hal ini diharapkan mampu membuat jamu tak sekadar menjadi minuman sehat, namun bisa dikembangkan sebagai obat tradisional.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Putri K. Wardani mengatakan saat ini budget Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak lagi terbesar ada di tindakan kuratif, tetapi beralih ke preventif atau pencegahan.

"Budget dari Kementerian Kesehatan atau pemeliharaan kesehatan masyarakat itu tidak lagi terbesar ada di kuratif atau penyembuhan, tapi ada di preventif. Berarti memberi peluang pada jamu dan lifestyle penunjang seperti makanan sehat, olahraga menjadi perhatian di dalam tumpuan pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat," ujar Putri di acara Hari Jamu Nasional 2024, di Taman Mini Indonesia Indah, Senin (27/5/2024).

Lebih lanjut, melalui lahirnya Peraturan Presiden (Perpres) No 54 Tahun 2023 akan lebih mengatur para Kepala Daerah untuk lebih memasyarakatkan jamu dengan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya, Indonesia sedang mengejar posisi India dan China soal bagaimana jamu bisa menjadi obat tradisional.

"Kita ingin mengejar posisi India dan China, yang sudah jauh lebih maju dari kita. Mereka, jamu atau TCM (traditional chinese medicine) sudah masuk ke rumah sakit," tambah Putri.

"Ayurveda (obat tradisional India) sudah masuk ke rumah sakit di India. Pasien yang sakit bisa bertanya ingin pengobatan medis atau kombinasi atau pengobatan tradisional," sambungnya.

Sedangkan di Indonesia sendiri, lanjut Putri, rumah sakit masih belum bisa menawarkan hal tersebut. Ke depannya melalui Perpres dan UU Kesehatan, hal itu dapat segera terwujud.

Namun, mempromosikan budaya sehat jamu terlebih ke anak muda masih menjadi tantangan. Putri mendorong Dewan Jamu Indonesia (DJI) untuk aktif dalam mengenalkan jamu ke para Gen Z.

Mendukung hal tersebut, Ketua Dewan Jamu Indonesia (DJI) dr Daniel Tjen, SpS mendukung penuh hal tersebut. Ia mengatakan pilihan akan pengobatan tradisional saat ini sudah diterapkan di beberapa rumah sakit di Bali dan Yogyakarta.

"Di rumah sakit itu sebenarnya udah ada, seperti contoh di Bali dua rumah sakit. Satu rumah sakit Prof. Ngoerah, dan RSUD Mandara. Di situ kalau orang datang, maka dia akan dikasih pilihan," ujar

"Dokternya akan melakukan triase, kemudian memberikan informasi ke pasien-keluarga bahwa dengan kondisi ini, dia bisa ditangani dengan kedokteran konvensional, bisa juga tradisional. Di Jogja juga sudah dikerjakan di RS Dr Sardjito, rumah sakit pendidikan. Kemudian rumah sakit UGM," pungkasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "RI Punya Banyak Jamu Herbal, Nggak Kalah sama India dan China!"