Hagia Sophia

25 February 2023

Hormati Korban Perang Ukraina, PBB Lakukan Hening Cipta 1 Menit

Sekjen PBB Antonio Guterres (dok. Getty Images/AFP/C. Quicler)

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menggelar momen hening sejenak selama satu menit pada Jumat (24/3) waktu setempat untuk menghormati para korban tewas dalam perang Ukraina. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyebut invasi Rusia telah menghancurkan Ukraina.

"Hidup bagaikan menjadi neraka yang dijalani rakyat Ukraina," sebut Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB saat memperingati setahun invasi Rusia ke Ukraina, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/2/2023).

"Perdamaian tidak memiliki kesempatan. Perang telah berkuasa saat ini," ucapnya.

"Invasi Rusia merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan hukum internasional. Itu telah memicu kematian, kehancuran dan banyak yang kehilangan tempat tinggal secara luas," tegas Guterres.

Perang di Ukraina dikecam oleh sebagian besar anggota Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan simbolis pada Jumat (24/2) waktu setempat untuk memperingati setahun invasi Rusia.

Lebih lanjut, Guterres membeberkan bahwa lebih dari 8 juta warga Ukraina melarikan diri ke beberapa negara Eropa lainnya untuk menghindari perang dan sekitar 5,4 juta orang lainnya kehilangan tempat tinggal.

"Krisis pengungsi yang tidak terlihat di Eropa dalam beberapa dekade ini," kata Guterres.

Separuh anak-anak di Ukraina, sebut Guterres, juga terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka, dan menghadapi risiko tindak kekerasan, pelecehan dan eksploitasi.

Kantor Komisioner Tinggi HAM PBB telah mencatat 'puluhan' kasus kekerasan seksual terhadap pria, wanita dan anak perempuan yang berkaitan dengan perang di wilayah Ukraina.

Tidak hanya itu saja, ribuan fasilitas kesehatan dan sekolah juga mengalami kerusakan atau kehancuran. Banyak infrastruktur penting seperti fasilitas air, energi dan pemanas telah dihancurkan selama musim dingin yang membekukan.

"Nyaris 10 juta orang, termasuk 7,8 juta anak-anak, berisiko mengalami gangguan stres pasca-trauma akut," ucap Guterres mengingatkan.

Ukraina Tuduh Moskow Lakukan Genosida, Rusia Sebut Kiev Bukan Korban

Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba yang diundang untuk berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB setelah Guterres menyampaikan sambutannya, menuduh Rusia telah melakukan genosida dan menyerukan agar rencana perdamaian yang diajukan Kiev untuk disetujui.

Rencana perdamaian itu mendorong penarikan pasukan Rusia sepenuhnya dari wilayah Ukraina.

"Tujuan dari rencana itu adalah membuat Rusia keluar dari Ukraina dan menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih aman," cetus Kuleba.

Dalam pernyataannya, Kuleba juga menegaskan bahwa: "Ukraina akan melawan seperti yang telah dilakukan selama ini."

Dia juga memperingatkan bahwa Presiden Vladimir Putin 'akan kalah lebih cepat daripada yang dia kira'.

Menanggapi itu, utusan khusus Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya tetap menyalahkan Kiev dan Barat atas perang yang terus berlanjut. "Ukraina bukanlah korban," cetusnya.

Ditegaskan Nebenzya bahwa Ukraina dan sekutu-sekutu Barat 'tidak memberikan kami pilihan lainnya selain menghilangkan ancaman kepada Rusia dari wilayah Ukraina secara militer'.

Rapat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (24/2) waktu setempat digelar secara simbolis. Sejak Rusia menginvasi Ukraina setahun lalu, badan PBB paling berpengaruh itu telah menggelar 40 kali rapat untuk membahas berbagai hal namun hanya mencapai sedikit aksi yang mengikat karena adanya kekuatan veto yang dipegang Rusia sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.




























Artikel ini telah tayang di news.detik.com dengan judul "Sekjen PBB: Rusia Bikin Rakyat Ukraina Hidup Bagai di Neraka"