Hagia Sophia

04 July 2024

Cara Mengatasi Bila Terjadi Keracunan Makanan

Ilustrasi keracunan makanan. Foto: iStock

Kasus keracunan makanan marak terjadi di Tanah Air. Korbannya bukan hanya 1-2 orang saja, tapi bisa sampai puluhan bahkan ratusan. Gejala yang dialami bervariasi, ada yang ringan hingga cukup berat.

Menurut penjelasan Healthline, dampak keracunan beragam bisa sangat beragam. Pada beberapa kasus, keracunan makanan mungkin ada yang sampai mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penyakit parah.

Namun, sebenarnya apa sih penyebab keracunan makanan? Seperti apa gejala yang dirasakan? Dan bagaimana cara menanganinya?

Penyebab Keracunan Makanan

Kebanyakan keracunan makanan disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus. Patogen ini sebetulnya bisa ditemukan di hampir semua makanan yang dikonsumsi. Akan tetapi, panas dari proses memasak biasanya mampu membunuh patogen tersebut.

Makanan yang dimakan mentah merupakan sumber umum dari keracunan makanan. Lantaran tidak melalui proses pemasakan terlebih dahulu.

Hidangan yang sudah dimasak bisa pula terkontaminasi patogen. Hal ini dapat terjadi ketika orang yang sakitlah yang menyiapkan hidangan atau jika tidak mencuci tangan sebelum memasak.

Daging, telur, dan produk susu juga cukup sering terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Air memungkinkan pula terkontaminasi dengan organisme penyebab penyakit.

1. Bakteri
Sejauh ini, bakteri adalah penyebab keracunan makanan yang paling umum. Spesies bakterinya, seperti: Escherichia coli, Listeria monocytogenes, Salmonella sp, Clostridium botulinum, Stafilokokus aureus, Shigella sp, dan Vibrio vulnificus.

2. Parasit
Keracunan makanan akibat parasit tidak sebanyak yang disebabkan bakteri. Namun, parasit yang menyebar melalui makanan juga tetap berbahaya.

Parasit yang bisa mengakibatkan keracunan makanan: Toksoplasma gondii, jamur Giardia lamblia, Kriptosporidium sp, Trichinella sp, Enterobiasis sp (cacing kremi), Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Opisthorchiidae sp (cacing pipih), dan cacing pita seperti Taenia saginata, Taenia solium, Diphyllobothrium latum.

3. Virus
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh virus misalnya rota, astro, sapri, norovirus, dan penyebab hepatitits A.

Gejala Keracunan Makanan

Gejala keracunan makanan bervariasi, tergantung penyebabnya. Kemunculan gejala dapat terjadi dalam beberapa jam atau minggu setelah terinfeksi. Dan biasanya akan sembuh dalam satu minggu. Gejala umum keracunan makanan, meliputi:
  • Sakit atau kram perut
  • Diare
  • Tinja berdarah
  • Mual dan muntah
  • Demam ringan
  • Sakit kepala
  • Lemas.
Keracunan makanan bisa sampai mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penyakit serius. Gejalanya bisa seperti:
  • Penglihatan kabur atau ganda
  • Sakit kepala
  • Hilangnya gerakan pada anggota badan
  • Sulit menelan
  • Lemas
  • Kesemutan atau mati rasa pada kulit.
Apabila gejala semakin parah, maka bisa berpotensi mengancam jiwa. Jika terjadi hal seperti ini maka bisa langsung ke IGD. Tanda-tanda gejala parah, berupa:
  • Diare yang berlangsung lebih dari 3 hari
  • Demam tinggi lebih dari 38,9°C
  • Urine berdarah
  • Dehidrasi parah, termasuk mulut kering dan sedikit atau tidak buang air kecil
  • Kesulitan melihat atau berbicara.

Cara Menangani Keracunan Makanan

Penanganan keracunan makanan bergantung pada seberapa parah gejala yang dialami dan penyebabnya. Dalam kebanyakan kasus, pengobatan dengan obat tidak diperlukan. Dilansir Mayo Clinic, cara mengatasi keracunan makanan bisa dengan:

1. Mengganti Cairan
Cairan dan elektrolit menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Elektrolit ini meliputi mineral seperti natrium, kalium, dan kalsium.

Setelah muntah atau diare, penting untuk mengganti cairan tubuh guna mencegah dehidrasi. Karena kondisi dehidrasi parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan elektrolit yang diberikan langsung lewat infus.

2. Pemberian Antibiotik
Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri dapat ditangani dengan antibiotik. Namun, biasanya antibiotik diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi parah atau berisiko mengalami komplikasi.

3. Pemberian Antiparasit
Jika keracunan makanan diakibatkan oleh parasit, maka obat antiparasit biasanya akan diresepkan.

4. Obat Diare
Orang yang mengalami diare tanpa darah dan tidak demam bisa mengkonsumsi loperamide untuk mengatasinya. Bismuth subsalicylate juga dapat untuk meredakan sakit perut. Obat-obatan ini tidak direkomendasikan untuk anak.

Makanan yang Dikonsumsi saat Keracunan

Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi saat keracunan sebaiknya yang mudah dicerna misalnya sayuran rebus, kaldu ayam, roti, pisang, air kelapa, dan aneka jus buah encer. Konsumsi makanan padat sebaiknya ditunda terlebih dahulu hingga gejala keracunan makanan seperti diare dan muntah-muntah mereda.

Makanan yang Perlu Dihindari saat Keracunan

Untuk mencegah perut semakin tidak nyaman saat keracunan makanan, sebaiknya hindari makanan yang sulit dicerna. Misalnya produk susu, gorengan, serta makanan pedas, berlemak, dan tinggi gula. Kafein dan alkohol juga lebih baik ditinggalkan terlebih dahulu.

Nah, itu tadi penyebab, gejala, hingga cara menangani keracunan makanan. Detikers bisa melakukan usaha pencegahan sebelum terjadi keracunan. Jika gejala makin parah, jangan ragu segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ini Gejala Keracunan Makanan, Penyebab, hingga Cara Menanganinya"