Hagia Sophia

04 July 2024

Tips Agar Tetap Bahagia di Hari Tua ala Warga Korsel

Lansia di Seoul (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)

Menginjak usia 60-an ke atas bagi sebagian orang bisa menjadi hal yang mencemaskan dan menakutkan. Sebab, berbeda dengan usia muda, banyak sekali hal-hal yang berubah ketika seseorang memasuki usia lanjut.

Harus diakui, seorang lansia akan mengalami penurunan soal kondisi kesehatannya. Bisa jadi ia akan cepat lelah, mudah lupa, dan muncul gangguan kesehatan-kesehatan lainnya.

Di sisi lain, mereka yang telah menjadi tua tetap memiliki hak untuk merasakan kebahagiaan yang sama atau mungkin lebih dari ketika masa muda mereka. Sayangnya, tak sedikit yang belum mengetahui bagaimana cara untuk tetap bahagia di masa tua.

1. Mengenang Masa Bahagia di Usia Muda
Rhee Kun-hoo adalah seorang psikiater asal Korea Selatan berumur 89 tahun yang juga seorang penulis buku 'If You Live to 100, You Might as Well Be Happy', ia mengatakan kehidupan di paruh kedua memang tak mudah, sehingga seseorang memang harus merencanakannya dengan baik berbekal pengalaman di paruh pertama (masa muda).

"Paruh pertama kehidupan dijalani dengan terburu-buru. Anda bahkan tidak tahu bagaimana hidup dengan baik. Paruh kedua kehidupan adalah saat Anda bisa hidup dengan baik karena Anda memiliki pengalaman menjalani paruh pertama," ujar Rhee dikutip dari SCMP.

"Saat Anda mencapai usia enam puluhan, melihat kembali bagaimana menjalani hidup di paruh pertama, merenungkannya, dan merancang bagaimana Anda akan menjalani paruh kedua," sambungnya.

2. Menghadapi Kenyataan
Rhee mengatakan, untuk mereka yang telah berada di paruh kedua, kunci untuk tetap bisa mendapatkan kebahagiaan adalah dengan menerima kondisi tersebut. Mengingat, pada dasarnya, lanjut Rhee, menjadi tua memang menyakitkan.

"Wajar jika lansia mengalami penurunan. Orang tua harus menjadi orang tua. Ibarat mendaki gunung dalam artian fisiologi seseorang mencapai puncaknya lalu turun. Ini akan turun. Bagaimana bertindak seolah-olah sedang naik dan turun?" kata Rhee.

"Dengan menerima kebenaran, para lansia dapat menemukan hal-hal yang menghibur mereka dalam batas-batas apa yang dapat mereka lakukan," sambungnya.

3. Mengusir Pikiran Negatif
Mengusir pikiran-pikiran negatif di masa tua menurut Rhee merupakan hal penting yang harus dilakukan mereka di masa tua. Sehingga, pikiran positif yang ada dapat mendorong seseorang untuk lebih leluasa memilih cara untuk menemukan kesenangan kecil.

"Dibutuhkan banyak energi bagi seseorang yang berpandangan negatif untuk menjadi orang yang positif. Bagi orang yang positif, itu seperti menaiki ombak. Anda tidak perlu bersusah payah saat menaiki ombak yang bergelombang. Namun, bagi seseorang yang memiliki pola pikir negatif, hal tersebut seperti mendayung melawan arus," ujar Rhee.

"Yang negatif adalah pikiran mereka, bukan tubuh mereka. Tubuh menua secara alami, jadi Anda perlu beradaptasi. Namun jika Anda pernah sakit sekali dan terus berpegang teguh pada hal itu, semua peluang dan kesenangan kecil yang bisa memberi Anda kebahagiaan akan berlalu begitu saja," sambungnya.

Kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani sepenuhnya membantu meredam perasaan kehilangan dan ketidakberdayaan yang melanda orang lanjut usia.

"Jika tantangan hidup membebani, harus memilih untuk hidup bahagia. Hidup tidak akan berantakan selama Anda menjaga momen-momen kecil kegembiraan dan tawa ini tetap dekat. Momen-momen itu selalu dapat dijangkau," kata Rhee.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "3 Rahasia Agar Tetap Bahagia di Hari Tua ala Warga Korea"