ilustrasi |
Sempat diprediksi memuncak pertengahan Juli, gelombang Omicron BA.4-BA.5 COVID-19 masih terpantau fluktuatif. Kementerian Kesehatan mengatakan, ada kemungkinan puncak tersebut mundur ke akhir Agustus.
"Bisa saja Agustus, kalau lihat tren sekarang, tapi semoga saja nggak ada varian baru lagi ya," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu, Kamis (11/8/2022).
Dibandingkan dengan Afrika Selatan yang lonjakannya mencapai puluhan ribu kasus per hari, Indonesia mengalami tren yang berbeda terkait gelombang Omicron BA.4-BA.5. Kenaikan terpantau lebih lambat.
"Iya memang kalau kita mengikuti Omicron BA.4 BA.5, pola di Afsel ditemukan itu puluhan ribu kasus, tapi kita tidak mengikuti pola itu," jelas dr Maxi.
Munculnya subvarian baru BA.2.75 disebut punya potensi memperpanjang gelombang kenaikan kasus kali ini. Belum lagi, ancaman subvarian terbaru BA.4.6 yang masih belum teridentifikasi di Indonesia.
"Iya bisa juga yah sudah ada, tapi belum diidentifikasi," kata Maxi.
"Kita sudah ada BA.4, BA.5, BA.2.75, subvarian Omicron ini yang menyebabkan kita lama turun peak-nya," lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wanti-wanti Kemenkes, Puncak Omicron BA.4-BA.5 Mundur ke Akhir Agustus"