Para peneliti tertarik untuk melihat keberadaan sungai mempengaruhi prediksi tentang bagaimana Antartika akan berubah dalam menghadapi perubahan iklim. Foto: Neil Ross |
Ilmuwan terkejut menemukan sungai raksasa mengalir di bawah lapisan es Antartika. Berdasarkan pengamatan sebelumnya, studi terbaru lebih lanjut menunjukkan bagaimana jaringan sungai, danau, dan ekosistem laut yang saling berhubungan dapat ditemukan jauh di bawah bongkahan planet yang sebagian besar tidak dapat diakses dan dipelajari ini.
Sungai ini baru ditemukan oleh para peneliti di Imperial College London, University of Waterloo, Kanada, Universiti Malaysia Terengganu, dan University of Newcastle. Dalam sebuah studi baru, tim menggunakan pemodelan dan data geofisika dari survei radar udara untuk mengukur ukuran dan dinamika sungai kolosal ini.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience ini, hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa sungai itu membentang sekitar 460 kilometer, mengangkut aliran besar air tawar pada tekanan tinggi.
"Ketika kami pertama kali menemukan danau di bawah es Antartika beberapa dekade yang lalu, kami mengira mereka terisolasi satu sama lain. Sekarang kami mulai memahami bahwa ada seluruh sistem di bawah sana, saling terhubung oleh jaringan sungai yang luas, seperti yang mungkin terjadi jika tidak ada ribuan meter es di atasnya," kata Profesor Martin Siegert, rekan penulis studi dari Grantham Institute di Imperial College London, dikutip dari IFL Science, Jumat (4/11/2022).
Salah satu cara di mana air dapat muncul di bawah lapisan es adalah dari air di permukaan yang mencair dan mengalir ke bawah melalui celah-celah yang dalam. Inilah yang terjadi di bawah Greenland di Kutub Utara, yang terlihat banyak mencair selama bulan-bulan musim panas.
Di Antartika, musim panas tidak cukup dingin untuk hal ini terjadi. Hal ini membuat para ilmuwan percaya bahwa akan ada sedikit air di dasar lapisan es Antartika. Namun, tampaknya sejumlah besar air memang muncul di sini, terutama didorong oleh pencairan di dasar lapisan es yang disebabkan oleh panas alami Bumi dan gesekan saat es bergerak di atas daratan.
Betapapun menariknya penemuan ini, sungai di bawah es yang mengalir berpotensi merusak lapisan es dengan mempercepat hilangnya es saat iklim menghangat. Para peneliti juga tertarik untuk melihat bagaimana keberadaan sungai dapat memengaruhi prediksi tentang bagaimana Antartika akan berubah dalam menghadapi perubahan iklim.
Model sistem sungai yang ditemukan di bawah lapisan es Antartika. Foto: Dow et al. 2022 |
"Wilayah di mana penelitian ini didasarkan memiliki cukup es untuk menaikkan permukaan laut secara global sebesar 4,3m. Seberapa banyak es ini mencair, dan seberapa cepat, terkait dengan seberapa licin dasar es. Sistem sungai yang baru ditemukan dapat sangat mempengaruhi proses ini," jelas Siegert.
Keberadaan sungai ini dan sungai lainnya yang seperti itu juga perlu diperhitungkan ketika memprediksi kemungkinan dampak perubahan iklim di wilayah tersebut.
"Dari pengukuran satelit, kami tahu wilayah Antartika mana yang kehilangan es, dan berapa banyak, tetapi kami tidak selalu tahu mengapa. Penemuan ini bisa menjadi mata rantai yang hilang dalam model kami. Kita bisa sangat meremehkan seberapa cepat sistem akan mencair dengan tidak memperhitungkan pengaruh sistem sungai ini.
"Hanya dengan mengetahui mengapa es hilang, kami dapat membuat model dan prediksi tentang bagaimana es akan bereaksi di masa depan di bawah pemanasan global lebih lanjut, dan seberapa besar ini dapat meningkatkan permukaan laut secara global," tambah pemimpin peneliti Dr Christine Dow dari University of Waterloo.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Heboh Sungai Raksasa Ditemukan di Bawah Lapisan Es Antartika"