Ilustrasi kondisi di China. (Foto: Chinatopix via AP) |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti kondisi penanganan COVID-19 di China. Justru gegara China sempat menerapkan aturan penanganan COVID-19 yang begitu ketat melalui kebijakan 'Zero-COVID', negara tersebut kini menghadapi situasi yang amat sulit.
Semenjak China mencabut kebijakan 'Zero-COVID', sebagian warga justru bak dibiarkan hidup dengan infeksi virus Corona. Sementara itu, rumah sakit diterpa kenaikan pasien COVID-19.
Mengingat, pekan lalu Beijing tiba-tiba mencabut aturan Zero-COVID yang sebelumnya memang banyak menuai kecaman lantaran bersifat terlalu keras. Misalnya melalui kebijakan tersebut, warga-warga dibawa dan dikarantina secara paksa sebagai upaya penanganan COVID-19. Sempat juga beredar protes terhadap metode lockdown di negara tersebut.
Namun seiring warga yang menyambut baik pencabutan lockdown, ada juga warga yang justru khawatir kasus COVID-19 bakal melonjak imbas aturan dilonggarkan.
Juru bicara WHO Margaret Harris menegaskan, China kini menghadapi waktu yang sangat-sangat sulit imbas perubahan aturan penanganan COVID-19. Justru menurutnya, negara yang pernah menerapkan kebijakan sangat ketat justru berisiko mengalami terpaan pandemi yang lebih sulit.
"Selalu sangat sulit bagi negara mana pun yang keluar dari situasi jika negara tersebut memiliki kontrol yang sangat ketat," ungkapnya, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (14/12/2022). Ia juga menyinggung, ada negara lain yang mengalami situasi serupa imbas aturan yang terlalu ketat, misalnya Australia.
"Kami sudah selalu mengatakan sebelumnya, jangan mengunci wilayah (lockdown) terlalu mudah dan terlalu cepat karena sangat, sangat sulit untuk keluar," tegas Harris.
Ia menyoroti, tantangan terbesar China kini adalah memastikan kebutuhan populasi akan vaksinasi COVID-19 terpenuhi. Sembari itu, rumah sakit harus mengantisipasi kasus COVID-19 lebih melonjak lagi dalam beberapa waktu mendatang. Tak hanya persiapan untuk pasien-pasien COVID-19, melainkan juga untuk penanganan penyakit lainnya yang berisiko terganggu imbas lonjakan jumlah pasien COVID-19.
"Ada banyak hal yang harus (China) lakukan di tingkat masyarakat, di tingkat rumah sakit, di tingkat nasional untuk mempertahankan transisi itu," beber Harris.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Sorot Sulitnya Kondisi China Kini gegara Aturan Zero-COVID"