Foto: Grandyos Zafna |
Suhu panas semakin tidak terkendali yang membuat Bumi kian mendidih. Terbaru, pada bulan Juli 2024 tercatat semakin rekor suhu panas dalam 175 tahun terakhir.
Hal itu diungkapkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Panas ekstrem dirasakan masyarakat dunia di berbagai belahan dunia.
"Juli 2024 adalah Juli terpanas yang pernah tercatat di dunia dalam rekor 175 tahun (yang dipantau) NOAA dan 0,03°C (0,05°F) lebih hangat dibandingkan Juli 2023 dan sangat mungkin merupakan bulan terpanas di dunia. Rekor dunia sejak tahun 1850," ungkap NOAA dikutip dari laman Organisasi Meterologi Dunia (WMO), Senin (19/8/2024).
NOAA mengemukakan bahwa Juli 2024 adalah bulan ke-14 berturut-turut dengan rekor suhu global tertinggi. Suhu ini memecahkan rekor suhu terpanas global terpanjang dalam rekor suhu modern sejak 1980 yang sebelumnya terjadi pada periode Mei 2015-Mei 2016.
Wilayah Amerika bagian barat dan timur disebut NOAA sebagai daerah yang mencatatkan suhu di atas rata-rata atau mencapai rekor tertinggi. Sedangkan New Hampshire dan California memiliki suhu paling tinggi di atas rata-rata.
Secara klimatologis, bulan Juli merupakan bulan terpanas sepanjang tahun. Sebagai bulan Juli terpanas yang pernah tercatat, Juli 2024 kemungkinan besar merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat di dunia sejak tahun 1850. Sepuluh bulan Juli terakhir merupakan bulan Juli terpanas yang pernah tercatat.
Suhu global di daratan pada bulan Juli juga merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat, yaitu 1,70°C (3,06°F) di atas rata-rata. Suhu di lautan saja merupakan suhu terpanas kedua, yaitu 0,98°C (1,76°F) di atas rata-rata, mengakhiri rekor suhu tertinggi bulanan berturut-turut selama 15 tahun berturut-turut sejak April 2023-Juni 2024, menurut NOAA.
Dengan laju suhu panas yang kian tak terbendung itu bisa membuat tahun 2024 menjadi yang paling panas dirasakan umat manusia. Menurut NOAA ada kemungkinan 77% bahwa tahun ini menjadi tahun terpanas dan hampir 100% kemungkinan akan menjadi salah satu dari lima tahun terpanas.
Suhu panas yang berkepanjangan ini menjadi alasan pentingnnya menyerukan tindakan mengatasi panas ekstrem. Itu disampaikan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres.
"Bumi menjadi semakin panas dan berbahaya bagi semua orang, di mana pun," ungkapnya.
"Gelombang panas yang luas, intens, dan berkepanjangan telah melanda setiap benua dalam satu terakhir. Setidaknya sepuluh negara telah mencatat suhu harian lebih dari 50 derajat Celcius di lebih dari satu lokasi. Hal ini menjadi terlalu panas untuk ditangani," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo.
Temuan NOAA ini sedikit berbeda laporan dari Copernicus Climate Change Service milik Uni Eropa yang mengatakan bahwa Juli 2024 sebagai bulan Juli terpanas kedua yang pernah dicatat setelah Juli 2023.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Bumi Makin Mendidih! Juli Pecah Rekor Terpanas Dalam 175 Tahun Terakhir"