Hagia Sophia

28 April 2025

Ditemukan Infeksi Cacing Kremi di Dalam Usus Buntu yang Jarang Terdiagnosis

Cacing kremi bersarang di usus buntu remaja perempuan (Foto: Journal Medis Cureus)

Nyeri perut kanan bawah sering kali langsung dikaitkan dengan radang usus buntu atau apendisitis, terutama pada remaja dan dewasa muda. Namun, di balik gejala yang tampak umum ini, bisa saja tersembunyi penyebab lain yang tak terduga.

Sebuah laporan kasus yang dipublikasikan di jurnal medis Cureus mengangkat temuan menarik pada seorang remaja perempuan dengan keluhan nyeri perut yang ternyata bukan hanya soal usus buntu. Dalam kasus ini, dokter menemukan adanya infeksi cacing kremi (pinworms) di dalam usus buntu, suatu kondisi langka yang jarang terdiagnosis secara klinis.

Kronologinya bermula saat seorang remaja perempuan berusia 15 tahun itu datang ke unit gawat darurat (UGD) dengan keluhan nyeri perut kanan bawah secara tiba-tiba. Selain nyeri, pasien juga mengeluhkan mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan (anoreksia).

Ia tidak mengalami demam, batuk, diare, gangguan berkemih seperti disuria atau oliguria, maupun gejala pernapasan seperti batuk dan sesak. Riwayat kesehatan sebelumnya maupun riwayat keluarga tidak menunjukkan kondisi yang berkaitan, dan pasien telah mendapatkan imunisasi lengkap serta tidak memiliki alergi.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kondisi pasien cukup stabil. Ia tidak demam, denyut nadinya normal, dan laju napasnya juga normal. Saat pemeriksaan jantung dan paru-paru dengan stetoskop (auskultasi), tidak ditemukan kelainan baru, kecuali terdengar bunyi jantung tambahan (murmur) yang sudah lama diketahui.

Sementara pemeriksaan di bagian perut, perut pasien terasa lunak, tidak tampak kembung, suara usus terdengar normal, dan tidak ditemukan adanya massa. Namun, terdapat nyeri tekan pada bagian kanan bawah perut. Pemeriksaan lanjut dilakukan untuk mengetahui penyebab nyeri tersebut.

USG panggul menunjukkan kista ovarium kecil, dan CT scan mengungkap sembelit ringan, tetapi tidak ada yang secara jelas mengarah pada radang usus buntu.

Selama dua hari berikutnya, gejalanya memburuk, dan dokter dari AS memutuskan untuk mengangkat usus buntu sebagai tindakan pencegahan.

Setelah organ itu dikeluarkan, dokter terkejut karena organ itu dipenuhi enterobius vermicularis, yang umumnya dikenal sebagai cacing kremi.

"Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa usus buntu yang terinfeksi cacing kremi, bukan kista, yang menyebabkan presentasi awal dan penurunan klinis pasien," kata penulis penelitian tersebut.

Infeksi cacing kremi umum terjadi, terutama di kalangan anak-anak berusia enam hingga 15 tahun. Mereka menyebar dengan mudah melalui telur kecil yang ditemukan di tangan, permukaan, atau makanan yang terkontaminasi.

Setelah dimakan, telur menetas dalam usus, dan cacing dewasa dapat menyebabkan rasa gatal di sekitar anus, terutama di malam hari.

"Kasus ini menyoroti tantangan diagnostik dalam menjelaskan Enterobius vermicularis sebagai kemungkinan penyebab pasien yang mengalami radang usus buntu," simpul laporan tersebut.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bikin Merinding! Usus Buntu Remaja Ini Dipenuhi Cacing Kremi"