![]() |
Foto: Tangkapan layar viral atas izin yang bersangkutan |
Bukti kanker bisa menyerang siapa saja dialami Raisya (23), wanita domisili Kepulauan Riau. Ia didiagnosis terkena kanker di usia 22 tahun, pada 2024.
Nyaris tidak ada gejala khas yang menunjukkan cikal bakal sel kanker berkembang di tubuhnya. Kala itu, ia bahkan hanya mengeluhkan batuk tak kunjung reda selama berbulan-bulan dan merasa lemas.
Ia sempat mengira kelelahan yang muncul dikarenakan aktivitas padat sebagai mahasiswa di tengah kesibukan menyelesaikan skripsi.
"Awalnya aku batuk nggak sembuh-sembuh dan badan lemas terus sering keringetan. Keluhannya menetap sekitar 5 bulanan, meskipun kadang sembuh, tapi muncul lagi, sembuh lagi, jadi sempat ngira juga batuknya mungkin batuk biasa atau alergi," terang Raisya saat dihubungi detikcom Rabu (15/4/2025).
Ia sempat memutuskan berobat di Indonesia dengan BPJS Kesehatan, tetapi proses sebelum penanganan pasien dinilai terlalu berbelit, utamanya dalam proses administrasi serta kebutuhan rujukan.
Mengingat akses rumah lebih dekat dengan negara tetangga, ia dan keluarga memutuskan berobat ke Malaysia.
"Di rumah sakit Malaysia itu penanganannya sat-set banget habis baca hasil CT Scan langsung disuruh biopsi biar tahu jenis kankernya," tandas dia.
Hasil CT scan menunjukkan di bagian rongga dada dekat paru-paru ada kemungkinan pertumbuhan sel kanker. Ternyata benar, setelah dilakukan biopsi, ia didiagnosis kanker limfoma non-hodgkin.
Kanker limfoma non-hodgkin adalah jenis kanker yang berkembang pada sistem limfatik, yaitu bagian dari sistem kekebalan tubuh. Kanker ini dimulai ketika sel darah putih yang disebut limfosit tumbuh secara abnormal dan menumpuk di kelenjar getah bening dan jaringan limfatik lainnya.
Dokter yang menangani Raisya tidak merinci pasti penyebab mengapa dirinya bisa terkena kanker di usia yang masih relatif muda. Selama ini ia tidak memiliki riwayat genetik dan merasa menjalani hidup sehat.
"Dokterku juga bilang belum ditemukan penyebabnya, selalu jawabnya takdir Tuhan," cerita Raisya.
Beruntung, Raisya berhasil masuk fase remisi atau dinyatakan bebas kanker setelah menjalani seluruh proses pengobatan, dalam waktu satu tahun penuh. Meski begitu, ia masih dianjurkan rutin kontrol demi mengantisipasi kemungkinan kembalinya sel kanker.
Raisya terdiagnosis di stadium 2, relatif lebih awal, dengan tingkat peluang kesembuhan otomatis lebih tinggi dibandingkan jika ditemukan pada stadium 3 dan 4.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Viral Wanita Usia 22 di Kepri Kena Kanker Limfoma, Ini Gejala Awalnya"