![]() |
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaJoy) |
Setidaknya 85 pendonor sperma di Belanda telah menjadi ayah dari 25 anak atau lebih, menurut organisasi ginekologi dan kebidanan nasional atau national gynaecology and obstetrics organisation (NVOG). Temuan ini terungkap setelah sistem pendaftaran baru menunjukkan bahwa sejumlah klinik fertilitas telah melanggar aturan donasi sperma yang berlaku selama beberapa dekade.
NVOG menyatakan pada Senin bahwa beberapa klinik secara sengaja menggunakan sperma lebih dari 25 kali, menukar sampel tanpa dokumen resmi atau tanpa sepengetahuan pendonor, serta membiarkan pendonor yang sama menyumbangkan sperma di beberapa klinik berbeda.
"Jumlah yang disebut 'pendonor massal' seharusnya nol," kata ginekolog Marieke Schoonenberg kepada acara TV Nieuwsuur, dikutip dari The Guardian, Rabu (16/4/2025).
"Atas nama seluruh profesi, kami ingin meminta maaf. Kami tidak melakukan hal-hal sebagaimana mestinya."
Sebuah undang-undang yang bertujuan mengurangi risiko inses dan perkawinan sedarah yang tidak disengaja telah melarang pendonor memiliki lebih dari 25 anak di Belanda sejak 1992. Namun, aturan ini sulit ditegakkan karena ketatnya undang-undang privasi.
Pada 2018, batas tersebut diturunkan menjadi 12 anak. Namun, sistem untuk menegakkannya yang berupa daftar nasional pendonor dan ibu, dengan sistem kode yang memastikan sperma dari pendonor yang sama tidak digunakan dalam lebih dari 12 konsepsi, baru mulai diberlakukan secara retroaktif pada April tahun ini.
"Hasilnya, kami sekarang tahu, untuk pertama kalinya, jumlah pasti anak per donor," kata Schoonenberg.
Sejak 2004, ketika hak anonimitas donor dicabut, data menunjukkan setidaknya ada 85 "donor massal" (didefinisikan sebagai setidaknya 25 konsepsi) di Belanda, katanya.
Sebagian besar pendonor menjadi ayah biologis dari 26 hingga 40 anak, kata Schoonenberg, meskipun beberapa tercatat memiliki antara 50 hingga 75 anak. Di antara mereka terdapat sedikitnya 10 dokter kesuburan, termasuk Jan Karbaat, yang secara ilegal menjadi ayah dari sedikitnya 81 anak di kliniknya.
Pendonor paling produktif adalah Jonathan Jacob Meijer, subjek film dokumenter Netflix The Man with 1,000 Kids, yang diketahui telah menjadi ayah dari sedikitnya 550 anak di seluruh dunia. Lebih dari 100 anak Meijer dikandung melalui klinik-klinik di Belanda.
Ties van der Meer dari Stichting Donorkind, sebuah yayasan yang membantu anak-anak melacak ayah biologis mereka, menyebut temuan ini sebagai "bencana medis". Data tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan terdapat sedikitnya 3.000 anak di Belanda yang memiliki 25 saudara tiri atau lebih.
"Kerusakan yang terjadi pada kepercayaan masyarakat terhadap sistem medis, dan terhadap pemerintah yang membiarkan semua ini terjadi, hanyalah permulaan," kata van der Meer, seraya menambahkan bahwa baik anak-anak maupun beberapa pendonor pasti akan mengalami lebih banyak tekanan.
Di negara kecil dan padat penduduk seperti Belanda, anak-anak hasil donasi sperma menghadapi persoalan praktis saat tumbuh dewasa
"Begitu mereka mulai berkencan dengan seseorang, mereka harus menjalani tes DNA untuk memastikan tidak menjalin hubungan dengan kerabat dekat," kata Van der Meer.
Ia menekankan pentingnya keterbukaan informasi bagi semua pihak yang terlibat. NVOG pun mengimbau para ibu, pendonor, dan anak-anak untuk menghubungi klinik fertilitas mereka.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Belanda menyatakan akan memberi pengarahan kepada anggota parlemen mengenai temuan ini dalam waktu dekat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terungkap! Puluhan Donor Sperma di Belanda Jadi Ayah 25 Anak, Picu Risiko Inses"