Hagia Sophia

22 April 2025

Menurut Riset, Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Cegah Sakit Jantung

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Visual Art Agency)

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan metode berjalan kaki tertentu dapat secara signifikan memangkas risiko munculnya masalah pada jantung.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Heart pada Agustus 2024 ini mengungkapkan mereka yang berjalan lebih cepat memiliki risiko kelainan jantung lebih rendah, termasuk fibrilasi atrium, bradiaritmia, dan aritmia ventrikel.

Fibrilasi atrium adalah kondisi detak jantung yang tidak teratur. Gejalanya dapat berupa kelelahan, jantung berdebar, gangguan pernapasan, dan pusing.

Sementara itu, bradiaritmia mengacu pada detak jantung yang sangat lambat, biasanya di bawah 60 bpm, sedangkan aritmia ventrikel adalah irama jantung abnormal yang berasal dari bilik bawah jantung, dapat menyebabkan jantung berdetak sangat cepat dan berbahaya.

Penulis senior studi tersebut mengatakan temuannya telah menyoroti cara yang mudah diakses untuk meningkatkan kesehatan jantung.

"Hal yang hebat tentang berjalan kaki adalah bahwa hal itu dapat dilakukan oleh semua orang. Anda tidak perlu menghabiskan uang untuk pergi ke pusat kebugaran atau membeli peralatan. Anda cukup berjalan keluar dari pintu depan dan terus bergerak," ungkap dr Jill Pell, penulis senior studi dari Glasgow University di Skotlandia, dikutip dari CNN, Minggu (20/4/2025).

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti mengamati data kesehatan dari sekelompok partisipan yang mengambil bagian dalam studi UK Biobank pada awal tahun 2000-an.

Peserta ditanya tentang kecepatan berjalan mereka dan seberapa cepatnya. Mereka dapat memilih antara lambat, sedang, atau cepat. Sekitar 6,5 persen memiliki kecepatan berjalan lambat, 53 persen dengan kecepatan rata-rata, dan 41 persen melaporkan kecepatan berjalan cepat.

Studi tersebut menemukan berjalan dengan kecepatan rata-rata atau cepat dikaitkan dengan risiko kelainan jantung yang lebih rendah, masing-masing sebesar 35 persen dan 43 persen.

"Kami memiliki data kecepatan berjalan yang dilaporkan sendiri oleh lebih dari 420.000 orang, tetapi kami juga memiliki data akselerometri dari (hampir) 82.000 orang," ujar Pell.

Ia menambahkan berjalan dengan kecepatan rata-rata 3-4 mil per jam selama 5-15 menit per hari sudah cukup untuk mengurangi risiko kelainan jantung.

Lebih lanjut, studi ini juga menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada partisipan berusia di bawah 60 tahun, khususnya pada wanita.

"Ini adalah temuan yang menarik karena, meskipun wanita lebih kecil kemungkinannya terkena fibrilasi atrium daripada pria, ketika mereka mengalaminya, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke daripada pria dengan fibrilasi atrium," jelas Pell.

Kendati demikian, masih ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pell menuturkan jika seseorang sudah memiliki penyakit mungkin perlu berjalan lebih lambat.

"Kami benar-benar memerlukan studi intervensi sekarang untuk mengonfirmasi temuan kami: sebuah studi terhadap orang-orang yang berjalan lambat di mana beberapa diminta untuk meningkatkan kecepatan berjalan mereka dan beberapa tidak," pungkas Pell.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terungkap Lewat Studi, Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Cegah Sakit Jantung"