Hagia Sophia

22 April 2025

WHO: Pemotongan Dana Bantuan AS, Perparah Krisis Kesehatan

Foto: Getty Images/diegograndi

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) buka suara terkait pemangkasan bantuan luar negeri yang dilakukan Amerika Serikat (AS). Hal ini akan berdampak pada krisis kemanusiaan yang sudah parah di seluruh dunia.

Sejak menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump membekukan pendanaan bantuan luar negeri. Pihaknya juga bergerak untuk membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan program-program bantuan lainnya, serta mengumumkan rencana untuk meninggalkan WHO.

AS telah lama menjadi donor terbesar WHO dan tidak membayar iurannya untuk 2024. Sampai saat ini, masih belum jelas apakah AS akan memenuhi kewajiban keanggotaannya untuk tahun 2025.

WHO telah menghadapi defisit besar tahun ini dan telah mengusulkan untuk menyusutkan anggarannya hingga seperlima. Tentunya ini akan mengurangi jangkauan dan tenaga kerjanya.

"WHO beserta mitranya memiliki peran penting dalam mempertahankan sistem perawatan kesehatan, rehabilitasi sistem perawatan kesehatan, pelatihan dan pengiriman tim medis darurat, serta pra penempatan peralatan trauma," terang Hanan Balkhy, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, dikutip dari CNA.

"Banyak dari program yang ada telah berhenti atau tidak akan dapat dilanjutkan," sambungnya.

Pemotongan dana kemungkinan akan menghambat kemampuan WHO untuk memberikan bantuan yang besar kepada masyarakat yang memang membutuhkan perawatan.

Balkhy mengutip konflik yang berlangsung di Gaza, Sudan, dan Yaman, sebagai area di mana lembaga perawatan kesehatan dan program bantuan sudah berada di bawah tekanan, sebelum adanya perombakan dana.

"Dukungan tim medis darurat, pengadaan obat-obatan, dan rehabilitasi fasilitas perawatan kesehatan, semuanya langsung terdampak oleh pembekuan dukungan AS," tutur Balkhy.

Di Sudan, WHO menghadapi berbagai masalah yang meningkat di tengah perang saudara. Bahkan, beberapa daerah dilanda tiga wabah penyakit yang berbeda, yakni malaria, demam berdarah, dan kolera.

"Kami bekerja keras untuk mengidentifikasi patogen yang muncul dan muncul kembali untuk menjaga keamanan warga Sudan, tetapi juga untuk menjaga keamanan seluruh dunia. Jadi, hal itu akan mempengaruhi kemampuan kami untuk terus melakukan pengawasan dan pendeteksian penyakit," jelas Balkhy.

Keluarnya AS dari WHO juga akan melemahkan saluran komunikasi yang telah lama terjalin dengan fasilitas penelitian terkemuka, universitas, dan lembaga kesehatan masyarakat yang berpusat di AS.

Dampaknya akan mencegah penyebaran informasi dan penelitian, yang memang sangat penting untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat global, seperti pandemi yang baru muncul.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Beberkan Efek Serius Pemotongan Dana Bantuan AS, Perparah Krisis Kesehatan"