Hagia Sophia

17 April 2025

Tidak Pernah Merokok, Pria Ini Kena Kanker Paru Stadium Akhir

Pria bernama Chad Dunbar (45) didiagnosis kanker paru stadium akhir meski tidak pernah merokok. (Foto: Instagram/ Young Lung Cancer Initiative)

Seorang pria yang tampak sehat dan bugar didiagnosis mengidap kanker paru stadium akhir. Hal ini diketahui karena gejala pada kakinya.

Chad Dunbar, seorang pria usia 45 tahun itu sangat rajin bersepeda. Ia merasa kaget setelah didiagnosis kanker paru stadium akhir yang telah menyebar ke otak, hati, tulang, dan kelenjar getah bening di dekat jantungnya pada 2023.

Pria yang tinggal di Utah, Amerika Serikat, itu diberitahu bahwa ia memiliki peluang bertahan hidup sangat kecil, hanya lima persen selama lebih dari lima tahun.

Dalam sebuah video yang dibagikan oleh lembaga amal The Young Lung Cancer Initiative, Dunbar mengatakan satu-satunya tanda dari penyakitnya adalah nyeri dan pembengkakan di salah satu betisnya.

Saat itu, ia baru saja menyelesaikan perjalanan dengan sepeda sejauh 4.800 km. Dunbar berasumsi bahwa sakit pada kakinya hanya karena masalah otot yang terlalu banyak bekerja.

Namun, serangkaian tes membuktikan bahwa keluhan itu merupakan tanda dari sesuatu yang jauh lebih buruk.

"Perawat datang dan mengatakan Anda mengidap kanker paru-paru. Saya berpikir tidak mungkin," tutur Dunbar yang dikutip dari Daily Mail.

"Saya bersepeda sejauh 4.800 km setiap musim dan paru-paru saya mungkin menjadi bagian tubuh yang paling sehat," sambungnya.

Setelah mendengar diagnosis, Dunbar terus menyangkal dan memiliki banyak pertanyaan. Tetapi, sekarang ia mendesak orang-orang untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda penyakit yang sering diabaikan, terutama berkaitan dengan kanker paru-paru.

"Tidak pernah merokok dan selalu aktif. Baru saja menempuh jarak 4.800 km dengan sepeda gunung saya musim itu," ujar Dunbar.

"Tetap waspada teman-teman," lanjutnya.

Tanda atau gejala dari kanker paru umumnya seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, infeksi dada, dan sesak napas berkepanjangan. Tetapi, perlu juga mewaspadai gejala lain yang bisa saja muncul saat penyakit tersebut telah menyebar.

Kanker dapat memicu pembengkakan pada anggota tubuh jika telah berpindah ke kelenjar getah bening, yakni kumpulan kelenjar yang membantu limbah keluar dari tubuh. Saat kelenjar getah bening meradang karena tumor, hal ini dapat menyebabkan penumpukan cairan yang disebut limfedema.

Tumor yang tumbuh juga dapat menekan pembuluh darah, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan penumpukan cairan, atau menghambat fungsi organ vital seperti jantung atau paru-paru, yang dapat menyebabkan pembengkakan di bagian tubuh lainnya.

Kanker paru-paru Dunbar memiliki mutasi RET, atau kesalahan dalam kode genetik sel-selnya. Hal ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh dan berkembang biak di luar kendali.

Mutasi RET merupakan penyebab sekitar satu dari 50 kanker paru-paru yang berkembang di lapisan saluran udara dan kantung udara. Persentase kasus tersebesar terjadi di kalangan orang muda yang tidak pernah merokok.

Awalnya, Dunbar merespons pengobatan yang mencakup obat-obatan serta kemoterapi standar.

"Pemindaian saya pada bulan Juli menunjukkan peningkatan yang besar. Enam titik di otak saya mengecil menjadi dua, tiga titik di tulang rusuk saya tidak dapat ditemukan, titik di hati saya mengecil dan tumor utama di paru-paru saya terus mengecil," jelas Dunbar.

Namun, pada pemeriksaan tahun 2024 dokter mengungkapkan bahwa mereka menemukan tumor di otak dan hatinya telah tumbuh, yang dapat mengurangi peluangnya untuk bertahan hidup.

"Dokter memberi saya peluang lima persen untuk hidup selama lima tahun," katanya.

Kini, Dunbar memutuskan untuk tetap berjuang. Ia berencana menikmati sisa hidupnya bersama anak dan istrinya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pria Bugar 45 Tahun Kena Kanker Paru Stadium Akhir, Tak Punya Riwayat Merokok"