Hagia Sophia

07 May 2025

Konsumsi Minuman Berenergi Bisa Picu Stroke? Ini Kata Pakar

Ilustrasi minuman berenergi (Foto: Uyung/detikHealth)

Konsumsi minuman berenergi secara berlebihan dalam sejumlah kasus dikaitkan dengan risiko gangguan serebrovaskular, termasuk stroke. Bagaimana keduanya saling berkaitan?

Salah satunya dilaporkan di Case Report in Neurology pada April 2024. Seorang pria 30 tahun tanpa riwayat medis yang signifikan dilarikan ke layanan gawat darurat karena mengalami kejang hingga 15 menit.

Pria di Amerika Serikat ini dilaporkan rutin mengonsumsi 'pre-workout drink'. Sebelum sakit, disebutkan ia mengonsumsi minuman berenergi ini bersama dengan tablet kafein 400 mg.

Pemeriksaan dilakukan di rumah sakit, salah satunya dengan computerized tomography (CT) scan. Laporan tersebut menyebut pria ini mengalami incomplete Lock-in Syndrome (LIS) menyusul infark basilar berkepanjangan, dan mengaitkannya dengan konsumsi minuman berenergi serta suplemen kafein.

"Kandungan minuman berenergi yang umum seperti taurine, synephrine, dan senyawa lain mungkin bisa memperburuk risiko kejadian serebrovaskular dan karenanya juga risiko mengalami LIS," tulis pada peneliti.

Hingga kini, belum diketahui pasti bagaimana keduanya saling berhubungan. Para peneliti yang melaporkan kasus ini menyarankan riset lebih lanjut untuk mengungkap mekanisme yang membuat minuman berenergi dan konsumsi kafein berlebih sehingga bisa memicu stroke.

Pendapat Pakar Neurologi

Spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr Henry Riyanto, SpN, menjelaskan bahwa minuman berenergi biasanya mengandung neurostimulan. Kandungan tersebut berfungsi mengoptimalkan kinerja otak hingga berpengaruh pada sistem kardiovaskular.

Hal ini yang membuat konsumsi minuman berenergi pada beberapa kasus dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Menurut dr Henry, umumnya risiko stroke terkait konsumsi minuman berenergi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki masalah kesehatan sebelumnya.

"Pada orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya, ada gangguan dinding pembuluh darah misalnya, akhirnya itu bisa terjadi kalau misalnya ada plak di pembuluh darahnya. Nantinya plaknya bisa menimbulkan stroke iskemik atau sumbatan," kata dr Henry ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).

"Jadi memang bisa menjadi salah satu faktor risiko secara tidak langsung, semacam pencetus. Ibaratnya kayak gudang, isinya petasan, terus kemudian ada orang bawa rokok, buang rokok, akhirnya meledak," sambungnya.


Konsumsi Berlebihan Tak Disarankan

Meski tidak serta merta memicu stroke, dr Henry kurang menyarankan konsumsi minuman berenergi secara berlebihan. Terlebih minuman berenergi seringkali dicampur dengan minuman-minuman lain yang semakin membahayakan kesehatan.

Ia juga menyarankan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mengetahui kondisi tubuh secara keseluruhan. Jangan sampai konsumsi minuman berenergi yang seharusnya bermanfaat, justru memicu masalah kesehatan.

"Kalau untuk minuman stimulan sebisa mungkin hanya diminum kalau memang diperlukan, bukan sebagai suatu rekreasi atau mencampurnya dengan minuman lain kadang-kadang eksperimen," jelas dr Henry.

"Yang paling memberikan energi itu olahraga. Karena olahraga itu menciptakan adanya perubahan hormon di kepala, menjadi lebih bertenaga, lebih bahagia, dan juga lebih siap menghadapi stres apapun yang terjadi," tandas dr Henry menjelaskan pentingnya berolahraga.





























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Minuman Berenergi Bisa Picu Stroke? Dokter Saraf Bilang Gini"