Ilustrasi. (Foto: iStock) |
Spesialis anak konsultan respirologi dr Wahyuni Indawati, SpA(K) mengungkapkan bahwa gejala batuk pada kasus pneumonia anak memiliki tanda-tanda yang khas. Ia mengimbau orang tua untuk waspada mengingat pneumonia merupakan salah satu penyakit berbahaya dan bisa berdampak fatal pada anak.
dr Wahyuni mengatakan umumnya batuk pada pasien pneumonia anak akan disertai sesak napas atau napas yang cepat.
"Harus dihitung frekuensi napasnya dalam satu menit. Kita bisa lihat kalau anaknya kurang dari 2 bulan, maka 60 kali batasnya. Satu tahun 50 kali. Dan untuk balita (1-5 tahun) sebanyak 40 kali tiap menit. Ini adalah yang dikeluarkan oleh WHO," kata dr Wahyuni ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2024).
Untuk memeriksa anak mengalami sesak napas atau tidak, orang tua bisa melihat tarikan napasnya. Apabila anak mengalami sesak napas, maka orang tua bisa melihat tarikan dinding dada ke dalam. Beberapa gejala penyerta yang juga dapat muncul dari pasien pneumonia meliputi batuk, demam, dan nyeri dada.
dr Wahyuni menjelaskan pneumonia merupakan penyakit yang bersifat akut, kondisi ini dapat muncul dalam kurang dari dua pekan. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan berbagai patogen ini dapat merusak jaringan paru-paru yang berfungsi untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Bila tidak segera ditangani, maka pneumonia pada anak sangat berisiko tinggi untuk berakibat fatal. Pneumonia saat ini merupakan penyakit penyebab kematian anak terbanyak di Indonesia dengan estimasi 20-30 ribu kasus per tahun.
"Cara melindungi anak yaitu dengan memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, memberi makanan nutrisi penuh, mencegah defisiensi vitamin A, menghindarkan anak dari polusi asap seperti rokok, kompor. Selain itu jangan lupa etika batuk, cuci tangan, ketika sakit untuk mencegah transmisi dan penularan virus di sekitar kita," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ortu Wajib Tahu, Batuk Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Pneumonia pada Anak"