![]() |
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto) |
Ubi jalar merupakan salah satu umbi-umbian yang mengandung berbagai nutrisi penting bagi kesehatan tubuh. Selain itu, ubi jalar juga memiliki rasa yang enak. Tidak heran apabila makanan yang satu ini kerap dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Dikutip dari Eating Well, diketahui bahwa satu ubi jalar yang berukuran sedang atau sekitar 114 gram yang dimasak beserta kulitnya, mengandung nutrisi sebagai berikut:
- Kalori: 103
- Karbohidrat: 24 gram (g)
- Jumlah gula: 7 g
- Serat: 4 g
- Protein: 2 g
- Lemak: 0 g
- Natrium: 41 miligram (mg)
- Kalium: 542 mg
- Vitamin C: 22 mg
- Vitamin A: 1.100 micrograms of retinol activity equivalents (mcg RAE)
Meskipun begitu, nyatanya mengonsumsi ubi jalar dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan berbagai risiko masalah kesehatan, berikut penjelasannya:
1. Meningkatkan Risiko Batu Ginjal
Ubi jalar mengandung tinggi oksalat, yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya kondisi batu ginjal oksalat, jenis batu ginjal yang paling umum, menurut National Kidney Foundation.
Walaupun begitu, mencegah batu ginjal tidak hanya dengan mengurangi oksalat. Mengurangi risiko batu ginjal jenis ini dapat dilakukan dengan memadukan konsumsi ubi jalar dengan makanan tinggi kalsium, seperti yoghurt atau keju.
Hal tersebut dapat membantu kalsium dan oksalat saling terikat dalam sistem pencernaan tubuh, tidak hanya di organ ginjal. Sehingga, dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.
2. Mengubah Warna Kulit Menjadi Jingga
Salah satu kandungan nutrisi yang ada di dalam ubi jalar adalah vitamin A. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan dapat menyebabkan kulit tubuh berubah menjadi warna kuning-oranye, menurut National Institutes of Health.
Ini merupakan sebuah kondisi yang tidak berbahaya yang dikenal dengan karotenodermia, dan dapat diatasi dengan cara menjauhi makanan yang tinggi vitamin A, untuk sementara waktu.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Siapa Sangka, Bisa Begini Efek Samping kalau Kebanyakan Makan Ubi Jalar"