Hagia Sophia

24 December 2022

Banyak Pria Bujangan Mati karena Kesepian di Korsel, Dampak Resesi Seks?

Ilustrasi situasi di Korea Selatan (Foto: AP/Lee Jin-man)

Korea Selatan adalah salah satu dari beberapa negara Asia termasuk Jepang dan China yang menghadapi penurunan demografis, dengan jumlah penduduk yang memiliki bayi lebih sedikit dan melahirkan di kemudian hari.

Dikutip dari CNN bahwa tingkat kelahiran negara terus menurun sejak 2015, para ahli menyalahkan berbagai faktor seperti tuntutan budaya kerja, kenaikan biaya hidup, dan upah yang stagnan karena menunda orang untuk menjadi orang tua.

Salah satu faktor yang juga memengaruhi penurunan demografis adalah 'godoksa' atau mati kesepian. Fenomena tersebut mendapat perhatian yang cukup tinggi di negara ini selama dekade terakhir.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel mencatat ada 3.378 kematian akibat 'kesepian' di negara itu tahun lalu. Laporan itu tidak membahas kemungkinan penyebabnya. Tetapi fenomena tersebut telah dipelajari selama bertahun-tahun ketika pihak berwenang mencoba memahami apa yang mendorong kematian tersebut dan bagaimana cara mengatasinya

Adapun 'godoksa' mengacu pada orang-orang yang hidup sendiri dan meninggal di rumah dengan kematian yang tidak diketahui oleh orang lain, terkadang selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, karena mengisolasikan diri mereka dari anggota keluarga dan teman.

Pada tahun 2021 Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea menyebutkan bahwa pria ditemukan 5,3 kali lebih mungkin meninggal karena kesepian dibanding wanita.

Menurut laporan tersebut, demografi yang paling terpengaruh adalah orang-orang berusia 50-an dan 60-an, yang terdiri dari 60 persen dari kematian kesepian yang dilaporkan. Sedangkan orang yang berusia 20 hingga 30-an menyumbang sekita 6-8 persen angka kematian dalam kesepian di negara tersebut.

Tingginya Pengangguran

Selain itu terdapat faktor sosial dan ekonomi yang berperan dalam mati kesepian ini. Sebuah laporan tahun 2019 dari Organisasi Yayasan Kesejahteraan Seoul menunjukkan bahwa 52 persen fenomena 'godoksa' di kota terjadi di 'apartemen bertingkat rendah'.

Adapun laporan yang sama juga menunjukkan sekitar 95 persen orang yang meninggal karena kesepian tersebut adalah pengangguran.

Pemerintah Korea Selatan berupaya menggarapkan solusi berupa "perangkat steker pintar" untuk mengurangi angka bunuh diri yang dipicu karena kesepian ini. Hal ini dapat mendeteksi jika listrik tidak digunakan selama jangka waktu tertentu, atau jika pencahayaan di ruangan tetap konsisten untuk waktu yang tidak biasa.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Korsel Hadapi Krisis Baru, Banyak Pria Jomblo Mati Kesepian"