COVID-19 (Foto: Getty Images/iStockphoto/oonal) |
China kembali diamuk COVID-19 usai pelonggaran aturan zero-COVID beberapa waktu lalu. Akibatnya, kasus Corona di negara tersebut kembali melonjak.
Bersamaan dengan itu, warga di China memborong buah persik kalengan dan sejumlah obat-obatan demam dan flu, seperti Tylenol dan Advil. Dikutip dari CNN, warga percaya bahwa buah persik bisa melawan infeksi COVID-19.
Sejak dulu, warga China menganggap buah persik yang lezat itu memiliki gizi yang tinggi. Akibatnya, stok buang persik kalengan itu selalu habis.
Melihat itu, salah satu produsen persik kalengan terbesar di China yakni Dalian Leasun Food sampai mengklarifikasi dan menekankan bahwa buah itu tidak bisa mengobati penyakit.
"Buah persik kalengan bukanlah obat!," tulis pihak perusahaan sebagai penegasan yang dikutip dari CNN, Kamis (15/12/2022).
"Stok memadai, jadi tidak perlu panik. Tidak usah terburu-buru beli," sambung dia.
Media di China, People's Daily, juga ikut meluruskan isu yang beredar soal buah persik. Lewat media Weibo, People's Daily menegaskan bahwa buah persik kalengan tidak bisa mengurangi gejala penyakit.
Panic Buying Terjadi Lagi
Pemerintah Kota Beijing mengaku merasa kewalahan memenuhi permintaan obat dan layanan medis akibat aksi 'panic buying' warga dan banyaknya pasien yang masuk. Mereka meminta agar masyarakat menelepon layanan darurat jika mengalami gejala, daripada hanya menimbun obat.
Tak hanya di Beijing, kelangkaan stok obat juga terjadi di Hong Kong. Stok obat demam di seluruh apotek Hong Kong habis terjual.
Diketahui, sebagian besar pembeli kemungkinan mengirim obat-obatan tersebut ke kerabat dan rekan mereka di China.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Warga China Berebut Borong Buah Persik gegara COVID-19 Ngamuk, Buat Apa?"