Demam mendadak belum tentu karena COVID-19 (Foto: Getty Images/Enes Evren) |
Mengalami demam tinggi disertai flu mendadak bisa jadi bukan gejala COVID-19. Pakar kesehatan mengingatkan kondisi tersebut mungkin pertanda penyakit lain yang juga sama seriusnya.
Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA(K) mengatakan jika seseorang mengalami demam tinggi disertai flu namun setelah tes PCR negatif COVID-19 bisa jadi dia mengalami demam berdarah dengue (DBD).
"Sebetulnya yang paling penting itu demamnya. Demamnya tinggi dan mendadak. Itu salah satu ciri dari penyakit virus. Kalau penyakit bakteri enggak, sekarang demam, besok enggak enak badan, pusing, besoknya demam tapi sudah mending," kata Sri dalam wawancara eksklusif Takeda di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2022).
Penyakit DBD kerap kali disalahartikan dengan kondisi lain karena gejalanya yang mirip flu biasa. Gejala DBD cenderung mirip dengan radang tenggorokan dan COVID-19. Namun yang membedakan biasanya tidak ada gejala pilek pada DBD.
Berikut gejala DBD yang perlu diperhatikan:
- Demam tinggi dan mendadak
- Muka memerah
- Tidak ada pilek
- Mual/muntah
- Napsu makan turun
- Nyeri otot dan sendi
- Fase pertama (hari ke 1-3): Demam yang cukup tinggi hingga 40°C disertai nyeri pada otot dan tulang.
- Fase kedua (hari ke 4-5): Merupakan fase kritis, pasien akan mengalami turunnya demam hingga 37°C dan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan dapat terjadi keadaan fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah (pendarahan).
- Fase ketiga (hari ke 6-7): Pasien akan merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan. Pada fase ini, trombosit akan perlahan naik kembali normal kembali dan nafsu makan mulai meningkat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Demam Tinggi dan Flu Mendadak, Bisa Jadi Bukan COVID-19 Tapi..."