Hagia Sophia

14 December 2022

Ini Alasannya Kenapa Vaksin HPV Bukan untuk Wanita Dewasa

Vaksin HPV gratis untuk anak sekolah. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul)

Perusahaan farmasi Bio Farma resmi bekerja sama dengan MSD dalam produksi vaksin human papillomavirus (HPV) dalam negeri, yakni untuk menekan angka kasus kanker serviks di Indonesia. Melalui program pemerintah, vaksin ini bakal mulai diberikan tahun depan menyasar anak-anak perempuan kelas 5 dan 6 SD secara gratis.

"Ada beberapa segmen yang kita sasar. Pertama, support pemerintah untuk vaksin ini. Ada sekitar tahap pertama 1,4 juta anak sekolah (kelas) 5 sampai 6 SD," ungkap Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam acara penandatanganan perjanjian MSD dengan Bio Farma, Selasa (13/12/2022).

"Tahap pertama vaksinasi HPV oleh pemerintah itu sekitar 2,8 sampai 3 juta dosis per tahun," jelasnya lebih lanjut. Mengingat pada setiap anak, vaksin HPV diberikan dua kali dalam setahun.

Vaksin HPV buat Wanita Dewasa

Sebenarnya, wanita berusia dewasa dan sudah aktif berhubungan seksual juga bisa menerima vaksin HPV. Namun diyakini, efektivitasnya tidak akan sebesar pada anak-anak atau usia belum aktif berhubungan seks.

Dengan begitu Honesti menyebut, nantinya vaksin HPV produksi lokal ini juga akan bisa diberikan pada wanita dewasa. Hanya saja, tidak pada 2023, lantaran pada tahap pertama sasarannya adalah anak-anak sekolah dasar.

"Kalau kita lihat dari sisi luas lagi, vaksin ini bisa meningkat usia subur mulai dari usia 10 sampai 50 tahunan. Pria-pria juga divaksinasi. Tapi kita mulai dari program pemerintah dulu anak sekolah tahun depan," beber Honesti.

"Memang lebih baik pencegahan yang belum aktif seks. Tapi juga efektif diberikan kepada wanita usia subur. Makanya pemerintah mulainya dari anak sekolah. Tapi selain itu kita masuk ke wanita usia subur, dan pria juga yang aktif melakukan kegiatan seks," ungkapnya Honesti lebih lanjut.

Menurut Honesti, penggarapan kerja sama terkait produksi vaksin HPV dalam negeri ini dilatarbelakangi tingginya jumlah perempuan pasien kanker serviks di Indonesia. Sehingga diharapkan dengan pemberian vaksin HPV sedini mungkin pada anak-anak, pemerintah bisa menekan kasus kanker serviks.

"Pasti (karena tingginya jumat pasien kanker serviks). Ini kan masalah safety, mungkin kalau data yang ada 200 ribu perempuan meninggal setiap tahun karena kanker. Tapi baru data yang (tercatat) kan, masih banyak yang unreported data," jelas Honesti.

"(Vaksinasi HPV dimulai dari) usia yang belum aktif secara seksual. Anak SD. Kenapa? Karena ini paling efektif untuk pencegahannya. Kalau seandainya sudah menjadi penyakit, biayanya sangat besar dari pemerintah. Jadi memang alasan kita satu, saving life. Kedua untuk membuat Indonesia lebih sehat dan efisien," pungkasnya.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Pemerintah Tak Prioritaskan Vaksin HPV Gratis untuk Wanita Dewasa"