Foto: Agung Pambudhy |
Kasus harian COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Data terbaru per Selasa (2/5/2023), terdapat 1.371 kasus baru COVID-19 di RI, dibarengi 1.019 kasus sembuh dan 27 pasien meninggal dunia.
Sebelumnya, kasus baru COVID-19 di RI juga sempat menembus 2 ribu kasus dalam sehari. Pada Jumat (28/4), terdapat 2.067 kasus baru COVID-19 dibarengi 37 kasus kematian. Kemudian pada Sabtu (29/4), terdapat 2.074 kasus baru dengan 14 kematian.
Sebelumnya pada Februari 2023, Kementerian Kesehatan RI melaporkan 99 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap virus Corona. Angka tersebut mengacu pada riset bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).
Lantas demikian, mengapa kasus COVID-19 di RI kini bisa meningkat kembali?
Juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menjelaskan, tingkat antibodi memang bisa turun seiring waktu. Maka itu, diperlukan suntikan vaksinasi COVID-19 booster, baik dosis 1 maupun dosis 2.
"Tingkat antibodi itu menurun seiring waktu. Jadi apakah dua bulan, masuk enam bulan, makanya kenapa diberikan suatu vaksin booster 1 maupun 2," ungkapnya saat ditemui detikcom di kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
"Sehingga booster itu baik 1 maupun 2 dengan maksud memberikan tambahan lagi antibodinya agar tambahan lagi ke yang diinginkan tadi," imbuhnya.
Pada laporan Kemenkes sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI, Syarifah Liza Munira juga sempat menjelaskan, setiap orang bisa memiliki kadar antibodi yang berbeda. Salah satu faktornya adalah riwayat kelengkapan dosis vaksin COVID-19. Terlebih, vaksin COVID-19 digunakan masyarakat kini bukan bekerja mencegah infeksi virus Corona sepenuhnya, melainkan menekan risiko keparahan gejala jika seseorang terkena COVID-19.
"Vaksin yang ada di pasaran, COVID-19 ini belum bisa mencegah transmisi, tetapi dia mencegah keparahan kondisi. Kalau kena, risikonya masih ada," ungkap Liza.
"Jadi kalau ditanya apakah penting melakukan booster status vaksinasinya, satunyntuk antibodi. Kedua untuk mencegah keparahan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "99 Persen Warga RI Punya Antibodi COVID, Kok Kasus Ngegas Lagi? Ini yang Terjadi"