Temuan korban sekte sesat di Kenya, diduga kehabisan oksigen karena dicekik. (Foto: REUTERS/STRINGER) |
Sebanyak lebih dari 100 orang telah dilaporkan tewas menjadi korban sekte sesat di Kenya. Mereka diminta berpuasa sampai mati agar bisa masuk surga dan 'bertemu dengan Yesus'.
Dari hasil autopsi 10 orang korban sekte, satu orang dewasa dan sembilan anak usia 1,5-10 tahun, kebanyakan meninggal karena kelaparan. Namun, dua anak di antaranya mati lemas akibat sumpalan di mulut dan hidungnya.
"Mereka umumnya memiliki ciri-ciri kelaparan. Tetapi dua tubuh anak-anak mengalami sianosis, atau perubahan warna kebiruan pada kuku jari yang disebabkan oleh sesak napas," jelas Kepala ahli patologi pemerintah Dr Johansen Oduor yang dikutip dari The Citizen, Rabu (3/5/2023).
"Ini berarti mereka tidak diberi oksigen pada saat kematian dan bisa menjadi indikator bahwa mereka mungkin telah dicekik," sambungnya.
Temuan ini mengarah pada kasus pembunuhan, terutama sebagian besar yang menjadi korban dari sekte sesat yang dipimpin seorang pastor bernama Paul Mackenzie Nthenge ini adalah anak-anak.
Sebelumnya, hasil autopsi yang diungkap menunjukkan bahwa korban sekte sesat ini menunjukkan ciri-ciri kelaparan. Dr Oduor mengatakan tidak ditemukannya makanan di perut para korban dan lapisan lemak yang sangat kecil.
Dari hasil pemeriksaan lainnya, organ tubuh para korban juga masih utuh. Namun, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada tingkat pembusukan untuk menentukan waktu kematian yang akurat ketika korban kelaparan atau dibunuh.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pengikut Sekte Sesat Kenya yang Tewas Kehabisan Oksigen Diduga Dicekik"