Hagia Sophia

18 February 2024

Tips Pakar Kesehatan Agar Tidak Ikut Terbawa Emosi Tentang Hasil Pemilu

Ilustrasi media sosial. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kar-Tr)

Pemilu 2024 usai, hasil quick count sejumlah lembaga survei dan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai terlihat. Pasangan calon presiden dan wakil presiden 02 kerap unggul di angka lebih dari 50 persen, diikuti paslon 01, kemudian paslon 03.

Hasil sementara ini kemudian memicu perdebatan di banyak pihak, sejumlah netizen 'riuh' berkomentar di media sosial membela dukungan paslonnya masing-masing. Ada yang membahas tudingan kecurangan, sampai memicu perdebatan panjang.

Psikiater dr Jap Mustopo Bahtiar, SpKJ dari Mayapada Hospital berpesan sebaiknya setiap orang menahan diri terlebih dulu hingga proses perhitungan resmi KPU selesai. Bukan tanpa sebab, 'psywar' yang tidak berkesudahan semacam itu bisa mengganggu kesehatan jiwa.

Batasi Medsos Sementara

"Dari segi kesehatan mental, kita lihat jangan sampai terjadi tindakan yang kemudian mengarah ke kekerasan, violence, akibat emosi yang meluap-luap, misalnya karena merasa belum siap menerima kekalahan paslon yang didukung," sorotnya, dalam sesi wawancara bersama detikcom Jumat (16/2/2024).

Mereka yang juga menyaksikan ramainya perdebatan di media internet, sebaiknya mulai membatasi penggunaan medsos. Dari semula mungkin bisa menghabiskan waktu 12 jam untuk 'berselancar' di medsos, bisa dipangkas menjadi setengahnya atau enam jam. Pasalnya, ada kemungkinan ikut terbawa arus emosi saat melihat informasi dan perdebatan negatif.

"Kita harus hati-hati, apakah kondisi ini kita sekarang diprovokasi atau luapan emosi sesaat karena jagoannya kalah, karena sementara ini ranking kedua, atau ranking ketiga, sebaiknya menciptakan sendiri lingkungan yang sehat di sekitarnya," pesan dia.

Ciptakan Lingkungan Positif

Lingkungan yang sehat seperti dimaksud dr Jap adalah saling mengingatkan satu sama lain terkait batasan bermedia sosial, terlebih bagi mereka yang memiliki riwayat kesehatan masalah mental.

"Misalnya dia emosi, pola pikirnya terganggu, merasa waswas terus menerus itu harus diawasi. Saling menjaga, untuk tidak terprovokasi," kata dia.

Emosi yang tinggi dan tidak terkontrol bisa membuat kemampuan seseorang melihat realitas terganggu atau tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan sebaliknya.

"Teman-teman atau keluarga mengantisipasi dengan memberikan support untuk tetap menjaga psikis dan pola pikir yang sehat," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ramai 'Psywar' soal Curang Vs Menang Pemilu, Gimana Biar Tak Ikut Terbawa Emosi?"