Hagia Sophia

14 March 2025

BPOM: Bahan Berbahaya Masih Ditemukan di Takjil Ramadan

Foto: detikHealth/ Devandra Abi Prasetyo

Masyarakat tampaknya masih harus berhati-hati dalam memilih takjil Ramadan. Pasalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) masih menemukan jajanan yang mengandung bahan berbahaya.

Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan bahan-bahan berbahaya ini ditemukan saat pihaknya melakukan pengecekan di pasar-pasar takjil seluruh Indonesia. BPOM melakukan inspeksi mendadak (sidak) dengan dua metode, yakni random sampling atau beli acak dan intelijen yaitu turun lapangan tanpa seragam resmi.

"Paling banyak ditemukan ada yang (mengandung) boraks, formalin, rhodamin B, methanyl yellow," kata Ikrar saat ditemui di Pasar Takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).

Terjadi Peningkatan Temuan Takjil Berbahaya

BPOM telah melakukan sidak sejak 24 Februari lalu. Hingga minggu kedua Ramadan ini, Ikrar mengatakan adanya peningkatan temuan jajanan yang berbahaya di beberapa daerah.

"Kami sudah ada temuan (takjil mengandung bahan berbahaya). Tapi kami belum umumkan. Ada di beberapa tempat, baik di Jakarta, yang jelas sekarang mengalami peningkatan di beberapa daerah," katanya.

Ikrar menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengecekan ke lapangan selama Ramadan, sehingga masyarakat bisa lebih tenang dalam memilih takjil untuk berbuka puasa.

"Tanggal 21 Maret nanti hasilnya kami umumkan, tetapi yang jelas di beberapa tempat kami ada temukan dan telah melakukan penindakan," kata Ikrar.

Makanan yang mengandung bahan berbahaya memang agak sulit untuk diidentifikasi dengan mata telanjang. Namun, BPOM memberikan beberapa tips sederhana yang bisa digunakan masyarakat untuk mendeteksi sendiri sebelum membeli.

Formalin biasanya ditemukan di mie basah, tahu, ikan segar, dan daging ayam segar. Ciri-ciri yang mudah dikenali adalah tidak lengket, tidak mudah hancur, lebih mengkilap, dan tidak dihinggapi lalat.

Boraks sering ditemukan di jajanan seperti cilok, bakso, lontong, hingga kerupuk rambak. Ciri-ciri yang mudah dikenali adalah makanan teksturnya kenyal, tidak lengket, dan tidak gampang putus.

Sementara makanan yang mengandung rhodamin B dan methanyl yellow yakni pewarna tekstil biasanya memiliki warna yang lebih mencolok. Warna merah mencolok untuk rhodamin B dan kuning mencolok untuk methanyl yellow. Selain itu, banyak memberikan titik-titik warna yang tidak merata.

BPOM Langsung Menyita Makanan

Ikrar mengatakan, saat tim BPOM menemukan adanya makanan atau takjil yang mengandung bahan berbahaya, mereka akan langsung menyita di hari itu juga setelah makanan tersebut dipastikan mengandung bahan berbahaya setelah uji laboratorium.

"Kami punya laboratorium berjalan, kami tes satu persatu. Kalau ditemukan bahan berbahaya, kami sampai ke penjual 'pak, bu, ini mengandung ini, jangan dijual'. Begitu cara kami," kata Ikrar.

Menyadari para penjual biasanya merupakan UMKM kecil, Ikrar menambahkan, BPOM akan memborong dagangan yang mengandung bahan berbahaya dan memastikan ke penjual untuk tidak menjajakan takjil yang sama keesokan harinya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "4 Bahan Berbahaya Temuan BPOM Ini Masih Menghantui Takjil Ramadan"