Hagia Sophia

16 March 2025

Ini Prakiraan Puncak Kemarau 2025, Beberapa Wilayah Akan Alami Panas Ekstrem

Foto: Ari Saputra/detikcom

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia mulai memasuki musim kemarau secara bertahap sejak bulan ini, Maret 2025. Sementara puncaknya bisa terjadi pada periode Juni hingga Juli, beberapa wilayah kemungkinan mengalami cuaca panas lebih ekstrem, sehingga bisa memicu kekeringan.

"La Nina telah berakhir. Artinya, musim kemarau akan normal. Semoga cuaca kondusif," katanya dalam konferensi pers Prediksi Musim Kemarau 2025, Rabu (13/3/2025).

Kepala BMKG Dwikorita menyebut tahap pertama musim kemarau terjadi pada enam zona musim atau 0,86 persen zona musim. Hal ini terjadi setelah adanya peralihan angin monsun Asia dengan angin monsun Australia.

"Awal musim kemarau umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin monsun Asia atau angin daratan beralih menjadi angin monsun Australia yang aktif," ujar Dwikorita.

Sejumlah wilayah yang akan lebih dulu memasuki musim kemarau, meliputi Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Diprediksi terjadi pada April.

Sementara di bulan Mei, wilayah yang akan memasuki musim kemarau mulai meluas, yaitu sebagian kecil Sumatra, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, dan Papua bagian selatan.

Wanti-wanti BMKG

Masyarakat dan sejumlah sektor diimbau mewaspadai puncak kemarau yang bisa jadi tiba pada Juni, Juli, dan Agustus.

"Mulai Mei sudah harus diwaspadai, sehingga sejak Maret ini diharapkan berbagai sektor menyesuaikan, seperti pertanian yang dapat mengatur jadwal tanam agar produktivitas tidak terganggu. Selain itu, sektor kebencanaan bisa mempersiapkan langkah mitigasi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, terutama saat puncak kemarau pada Juni hingga Agustus," ujar Dwikorita.

Perlu dicatat, sumber daya air juga disebutnya wajib dijaga, mengingat ada potensi curah hujan yang menurun di sejumlah wilayah. Sejumlah wilayah akan lebih panas dari biasanya.

Menurut Dwikorita, periode Juli sudah berada di musim kemarau monsunal pada beberapa wilayah, periode kering yang terjadi karena pengaruh angin monsun, yaitu angin musiman yang arahnya berubah setiap setengah tahun, yang membawa kelembapan rendah ke wilayah Indonesia. Terjadi di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara pada akhir Juli hingga Agustus, terdapat kecenderungan peningkatan potensi karhutla di wilayah Sumatera bagian selatan serta perluasan area terdampak di Kalimantan bagian selatan.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025, Bakal Lebih Panas? Ini Wanti-wantinya"