Hagia Sophia

09 July 2025

Ilmuwan: Jenis Virus Baru Ditemukan pada Kelelawar di China

Kelelawar menyimpan banyak virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. (Foto: Getty Images/Lauren DeCicca)

Sebanyak 20 virus baru, termasuk dua yang secara genetik mirip dengan penyakit mematikan yang diketahui, telah ditemukan pada kelelawar liar di China, yang menimbulkan "kekhawatiran mendesak" dari para ahli tentang risikonya terhadap manusia.

Para peneliti menguji 142 kelelawar dari sepuluh spesies berbeda di provinsi Yunnan, China, dan menemukan 20 virus baru, spesies bakteri baru, dan jenis parasit baru, menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh PLOS Pathogens pada 24 Juni.

Kelelawar merupakan reservoir alami bagi banyak patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, tetapi tingkat bakteri, virus, dan agen infeksius lain yang mungkin ada di dalamnya tidak diketahui.

Sebagian besar studi sebelumnya berfokus pada feses kelelawar daripada pada organ dalam, terutama karena lebih mudah dikumpulkan. Namun, hal itu hanya memberi tahu kita tentang virus yang masuk ke dalam feses.

Untuk menyelidiki patogen yang ada di ginjal kelelawar, sebuah tim yang dipimpin oleh Yun Feng dari Institut Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Endemik Yunnan mengambil sampel ginjal dari 142 kelelawar dari 10 spesies yang dikumpulkan dari provinsi Yunnan, China.

Ada virus dan parasit baru ditemukan

Pengurutan genetik mengungkap 22 virus, 20 di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya, serta parasit protozoa baru dan dua jenis bakteri, salah satunya baru dalam ilmu pengetahuan.

"Kelelawar yang buang air kecil di mangkuk pengumpul kurma adalah cara virus Nipah pertama kali menyebar dari kelelawar ke manusia," kata rekan penulis Studi Edward Holmes, seorang ahli virus di Universitas Sydney di Australia kepada Live Science.

Karena kelelawar dalam penelitian ini tinggal di dekat kebun buah di dekat desa manusia, ada risiko buah yang terkontaminasi dapat memungkinkan patogen ini berpindah ke ternak atau manusia.

Penemuan ini menyoroti pentingnya mengambil sampel hewan seperti kelelawar yang tinggal di dekat populasi manusia. Akan sangat membantu juga untuk memantau populasi manusia yang mungkin terpapar hewan ini, untuk mengidentifikasi potensi ancaman virus sebelum muncul.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Temukan 20 Virus Baru di Kelelawar China, Berpotensi Tulari Manusia"