Hagia Sophia

23 November 2023

WHO: Efek Kesepian Setara dengan Merokok 15 Batang Sehari

Foto: Gadiel Lazcano/Unsplash

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti, kondisi kesepian tergolong ancaman global yang mendesak. Pasalnya, efek kesepian bisa sama buruknya dengan merokok sebanyak 15 batang sehari.

Jenderal ahli bedah AS Dr Vivek Murthy dan utusan pemuda Uni Afrika Chido Mpemba memimpin komisi internasional yang membahas kesepian dan dampak kematian yang ditimbulkannya. Komisi tersebut akan beranggotakan 11 advokat dan menteri dengan tujuan, memahami lebih dalam perihal dampak kesepian terhadap kesehatan masyarakat.

Komisi tersebut dibentuk oleh WHO menyusul kondisi pandemi COVID-19 serta dampaknya terhadap aktivitas dan interaksi sosial.

"(Kesepian) melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan. Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan," kata Mpemba dikutip dari Mirror News UK, Senin (20/11/2023).

Menurut Dr Murthy, masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh kesepian bisa sama buruknya dengan merokok 15 batang sehari. Akibatnya, terdapat risiko peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30 persen dan peningkatan risiko demensia sebesar 50 persen di kalangan generasi tua.

Masalah kesepian ini bukan hanya dialami orang-orang dengan usia lanjut. Sebab komisi ini menemukan, 5 hingga 15 persen remaja juga mengalami kesepian. Lebih lagi menurut komisi tersebut, kaum muda yang mengalami kesepian di sekolah memiliki risiko lebih besar untuk putus kuliah.

"Kami percaya bahwa penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital," kata Mpemba. Seraya ia menyebut, di Afrika, masyarakat menghadapi tantangan besar terkait keamanan, krisis iklim, dan pengangguran. Masalah-masalah inilah yang berkontribusi terhadap isolasi sosial.

"Masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja. (Kesepian) adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai. Sudah terlalu lama, kesepian berada di balik bayang-bayang, tidak terlihat dan kurang dihargai, mendorong penyakit mental dan fisik. Sekarang, kami memiliki kesempatan untuk mengubahnya," imbuhnya.

Kepala petugas kesehatan di Google dan anggota komisi WHO Dr. Karen DeSalvo juga menyebut, orang-orang yang cenderung 'terpinggirkan' dan terisolasi lebih berisiko mengalami masalah kesehatan, yang belum tentu bisa diatasi dengan penanganan medis. Sebab meski orang-orang ini telah menerima pengobatan medis, akan sulit untuk mereka sepenuhnya pulih dalam jangka waktu panjang jika mereka tetap menjalani isolasi sosial.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO: Kesepian Ancam Kesehatan, Sama Buruknya dengan Merokok 15 Batang Sehari"