Nyamuk aedes aegypti. (Foto: Getty Images/iStockphoto/PongMoji) |
Teknologi nyamuk ber-wolbachia saat ini menjadi perbincangan karena dinilai dapat menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Dalam penelitian yang dilakukan, nyamuk ber-wolbachia diklaim secara efektif menurunkan kasus DBD hingga 77 persen dan menurunkan angka perawatan di rumah sakit sebesar 86 persen.
Adapun nyamuk wolbachia ini merupakan inovasi teknologi yang dilakukan dengan menginfeksi nyamuk aedes aegypti dengan bakteri wolbachia. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan penularan virus dengue yang menjadi penyebab DBD.
Terkait dengan inovasi yang kini tengah dilakukan, banyak rumor yang beredar soal nyamuk wolbachia. Salah satunya adalah nyamuk ber-wolbachia dirumorkan dapat menyebabkan penyakit radang otak Japanese Encephalitis.
Japanese Encephalitis merupakan salah satu penyebab radang otak yang disebabkan oleh virus japanese ensefalitis (JEV).
Peneliti Bakteri Wolbachia dan Demam Berdarah Dengue dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan keperawatan Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Adi Utarini, M Sc, MPH, PhD menuturkan bahwa nyamuk ber-wolbachia tidak memiliki keterkaitan dengan Japanese Encephalitis.
"Ternyata Japanese Encephalitis ini nyamuknya berbeda yaitu Culex dan penyakitnya juga berbeda. Tidak ada kaitannya dengan teknologi wolbachia," ucap Prof Utarini dalam media briefing, Senin (21/11/2023).
Lebih lanjut Prof Utarini juga menjelaskan bahwa bakteri wolbachia yang ada di nyamuk aedes aegypti juga tidak dapat berpindah ke manusia. Ia menuturkan bahwa bakteri wolbachia akan langsung mati ketika keluar dari sel tubuh serangga.
"Bakteri wolbachia di dalam tubuh nyamuk tidak bisa berpindah ke serangga, hewan, maupun manusia lain," katanya.
"Ini sudah dibuktikan dan tim kami sendiri yang memberi makan nyamuk ber-wolbachia dan kita periksa juga masyarakat yang wilayahnya sudah hampir 10 tahun dilepasi nyamuk wolbachia. Wolbachia tidak bisa masuk ke dalam tubuh," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Beda Server! Peneliti UGM Pastikan Nyamuk Wolbachia Bukan Pemicu Japanese Encephalitis"