Simulasi makan siang gratis. (Foto: Grandyos Zafna) |
Dokter gizi Tan Shot Yen ikut menyoroti program makan siang gratis sebesar 15 ribu rupiah per anak. Dalam simulasi program pemerintah di salah satu sekolah menengah pertama, menu yang disediakan meliputi ayam bakar dan nasi, gado-gado, hingga siomay.
Tambahan buah juga diberikan dalam beberapa pilihan menu. Menurut dr Tan, program ini seharusnya dianggap sebagai tambahan, sama seperti program yang saat ini sudah berjalan yakni program makanan tambahan (PMT).
"Sehingga perannya tidak bisa secara otomatis mencegah stunting, harus ada stimulan dari berbagai faktor. Jika pola makan gratis ini baik tapi jika makan pagi dan makan malam di rumahnya tidak dijaga maka tidak akan bisa mengatasi stunting," jelas dr Tan saat dihubungi Kamis (29/2/2024).
dr Tan berpesan agar orangtua tidak hanya berpatokan pada asupan makan siang. Penanganan stunting tidak akan terwujud bila hanya berfokus pada program tersebut.
"Setiap orangtua terus memperhatikan menu makanan anak mulai dari sarapan hingga makan malam dengan mencukupinya dengan makanan yang sehat dan bergizi. Program ini bukan tidak efektif, tetapi kurang lengkap dan harus dilakukan berkesinambungan oleh peran keluarga di rumah sehingga bukan hanya oleh pemerintah," tegas dia.
Menu makanan harus berisi makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan dengan kandungan karbohidrat, protein dan vitamin yang sehat bagi tubuh.
"Anggaran Rp 15 ribu sudah cukup untuk memenuhi target dari konsep isi piringku terutama jika diolah dengan baik dan harus menggunakan bahan pangan lokal jangan impor sehingga kualitasnya bagus dan harga bisa ditekan," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Budget Makan Siang Gratis Rp 15 Ribu, Cukupkah Penuhi Gizi? Ini Kata Dokter"