Hagia Sophia

12 December 2024

Untuk Jaga Jantung, Jangan Biasakan Olahraga Berat Jika Kurang Tidur

Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/tibor5)

Olahraga yang dilakukan secara rutin dan benar tentunya dapat memberikan banyak manfaat baik untuk tubuh. Namun, hal ini perlu dibarengi dengan istirahat atau tidur yang cukup.

Pasalnya tidak sedikit dari masyarakat yang berolahraga, bahkan memilih aktivitas fisik intensitas berat seperti sepak bola, futsal, atau basket tetapi tidak memberikan waktu yang cukup pada tubuhnya untuk beristirahat. Padahal, kondisi ini bisa memberikan dampak yang buruk pada kesehatan seseorang.

Lebih parahnya lagi, dipamerin di media sosial. Entah biar dimaklumi kalau performanya nggak oke-oke amat, atau sebaliknya 'humble brag' pengen kelihatan keren karena kurang tidur saja masih kuat olahraga.

Apapun alasannya, sebaiknya hal itu jangan dinormalisasi. Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Bambang Dwiputra Sp.JP (K) mengatakan olahraga memang sebuah aktivitas yang baik dan wajib dilakukan setiap orang. Namun, memastikan tubuh dalam keadaan fit sebelum olahraga juga tak kalah penting.

"Misal kita lelah nih habis kerja seharian, kita mau paksain olahraga high impact tentu efeknya akan tidak baik," kata dr Bambang kepada detikcom, di Cicalengka, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (9/12/2024).

"Jadi penting sekali mengenal tubuh, seperti kondisi kebugaran kita seperti apa, olahraga apa yang mau kita jalani high impact atau low impact. Tidak perlu kita (pamer) melebihi batas atau kapasitas kita dalam berolahraga," lanjut dia.

dr Bambang menambahkan, jika seseorang terus-terusan memaksa berolahraga dengan kondisi badan yang kurang fit, maka akan lebih berisiko mengalami serangan jantung atau kolaps.

"Biasanya ada tanda-tanda yang harus diwaspadai dan kita bisa merasakan sendiri. Seperti napas tidak sampai, nyeri dada, keringat dingin, mata kunang-kunang kayak mau pingsan," kata dr Bambang.

"Kalau muncul tanda-tanda seperti itu saat berolahraga, lebih baik berhenti atau kita kurangin intensitas latihan kita," sambungnya.

Beberapa waktu lalu, aplikasi pelacak aktivitas olahraga Strava merilis Year in Sport report tahun 2024. Pada laporan tersebut saat ini banyak masyarakat yang mulai sadar bahwa olahraga, khususnya lari merupakan salah satu cara untuk refreshing sejenak dari kesibukan.

Ini berubah dari tren zaman dahulu yang menganggap bahwa olahraga lari akan selalu tentang 'push your limit' atau latihan sampai capek. Hal ini terjadi karena seseorang memiliki struktur atau tujuan tertentu yang harus dicapai.

dr Bambang menekankan seseorang yang berolahraga wajib mengetahui apakah tubuhnya sudah siap untuk diajak beraktivitas. Tentunya hal ini agar terhindar dari masalah-masalah kesehatan seperti serangan jantung mendadak.

Senada, Ketua Bidang Komunikasi Yayasan Jantung Indonesia Iwet Ramadhan mengatakan istirahat merupakan salah satu bagian penting dalam latihan.

"Jadi kalau misalnya tidurnya berantakan, mendingan nggak usah olahraga dulu sih," kata Iwet.

"Tadi dokter juga bilang saat olahraga kan tekanan darah kita naik, ketika itu terjadi maka aliran darah harus diperhatikan. Kalau misalnya kita kurang tidur, maka bisa jadi double strike tuh, heart rate bisa jadi berantakan," tutupnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Stop! Demi Jantung, Olahraga Berat saat Kurang Tidur Jangan Dinormalisasi"