Hagia Sophia

21 January 2025

Ini Penjelasan Pakar Terkait Seseorang yang Bisa Terbangun dari Koma

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/sturti)

Seseorang yang mengalami koma terkadang bisa terbangun berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun setelah pingsan. Salah satu kasus terpanjang adalah kasus Munira Abdulla, seorang wanita mengalami koma setelah kecelakaan mobil pada 1991 dan terbangun 27 tahun kemudian.

Lantas, apa yang membuat seseorang bisa terbangun dari koma?

Profesor psikologi dari UCLA, Martin Monti mengaku hingga saat ini hal tersebut masih menjadi misteri. Menurutnya, belum ada jawaban yang bisa menjelaskan secara pasti mengapa seseorang bisa terbangun dari koma.

"Itulah sebabnya kita masih belum memiliki banyak intervensi untuk membantu orang pulih," kata Monti dikutip dari Livescience, Minggu (19/1/2025).

Monti menjelaskan koma disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, entah itu karena cedera, peradangan, atau infeksi. Sebelum pasien koma dapat bangun, otaknya perlu pulih dengan menumbuhkan kembali neuron yang rusak, atau memperluas jaringan otak lain untuk mengambil alih tugas bagian otak yang cedera.

Kendati demikian, pemulihan fisik jaringan otak saja tidak cukup. Monti menjelaskan koma juga dapat memperlambat aktivitas otak.

"Semuanya menjadi sedikit lebih sunyi. Jadi, dalam kondisi ini, jaringan otak tidak berkomunikasi seefisien biasanya," terangnya.

Monti mengatakan agar pasien koma dapat terbangun, otaknya mungkin memerlukan semacam dorongan awal agar dapat kembali bekerja. Lantas, apa yang berpotensi dapat memicu lonjakan tersebut?

Salah satu caranya adalah dengan menggunakan amantadine untuk meningkatkan jumlah dopamin di otak. Monti mengungkapkan obat tersebut diyakini dapat meningkatkan jumlah dopamin yang dilepaskan oleh neuron sekaligus mencegahnya didaur ulang terlalu cepat.

Dopamin sendiri merupakan neurotransmitter yang penting untuk komunikasi antar jaringan otak. Menurut tinjauan dalam jurnal Medical Hypotheses pada 2010, seseorang yang koma memiliki lebih sedikit dopamin dibandingkan saat sadar.

Studi lain yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada 2012 juga menemukan amantadine meningkatkan kesadaran pada orang yang berada dalam kondisi vegetatif atau kesadaran minimal yang disebabkan oleh cedera otak traumatis. Studi selanjutnya menemukan bahwa obat ini juga membantu pemulihan dari gangguan kesadaran pada mereka yang mengalami cedera otak non-traumatis, seperti yang disebabkan oleh stroke atau tenggelam.

Pendekatan lain adalah dengan deep brain stimulation yang melibatkan penanaman elektroda ke dalam otak untuk mengalirkan sejumlah kecil listrik yang merangsang neuron di sekitarnya. Teknik lain, focused ultrasound, melakukan hal yang serupa dengan getaran ultrasonik dan tanpa operasi bedah.

"Ada banyak teknik lain yang telah dicoba dan memiliki tingkat bukti yang berbeda-beda, baik yang mendukung maupun tidak. Semuanya cenderung didasarkan pada prinsip yang sama, untuk mengaktifkan otak," tandas Monti.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bagaimana Seseorang Bisa Terbangun dari Koma? Begini Penjelasan Ahli"