Hagia Sophia

22 February 2025

Banyak Warga Indonesia yang Takut ke Dokter Gigi, Inikah Alasannya?

(Foto: Didik Suhartono/Antara Foto)

Salah satu ketakutan umum yang mungkin banyak dialami oleh masyarakat Indonesia adalah takut pergi ke dokter gigi. Hal ini tentu bisa berdampak buruk bagi orang-orang yang memang mengalami masalah kesehatan mulut dan gigi.

Anggota Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg Paulus Januar menuturkan bahwa ketakutan pergi ke dokter gigi merupakan masalah yang umum di seluruh dunia. Menurut drg Paulus ada sekitar 20-30 persen orang di Indonesia yang takut untuk pergi ke dokter.

Ia menguraikan ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan seseorang takut untuk pergi ke dokter. Paling umum seperti bayangan tentang rasa sakit yang belum tentu benar, hingga takut melihat alat-alat medis yang digunakan dokter gigi.

"Gambaran mengenai jarum, bur, tang, rasa nyeri, serta prosedur perawatan gigi di dalam mulut dapat memicu rasa takut," kata drg Paulus ketika dihubungi detikcom, Kamis (20/2/2025).

"Pengalaman traumatis dalam menjalani perawatan gigi dapat pula menjadi penyebab rasa takut. Pengalaman traumatis dapat berupa yang dialami sendiri atau mungkin pula berdasar cerita orang lain. Termasuk pula entertainment yang kerap memunculkan adegan dokter gigi yang menyeramkan," sambungnya.

drg Paulus menuturkan faktor budaya atau stigma yang berlaku di masyarakat juga dapat mempengaruhi rasa takut terhadap perawatan gigi. Pola budaya seperti persepsi sakit mengenai darah dan rasa tidak nyaman di masyarakat dapat mempengaruhi pandangan soal perawatan gigi.

Selain itu, rasa takut terhadap perawatan gigi juga lebih berisiko dialami oleh orang yang memang memiliki masalah kecemasan umum.

Tingkat ketakutan terhadap dokter gigi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kecemasan, rasa takut, hingga fobia. Kecemasan merupakan bentuk paling ringan dari rasa takut perawatan gigi dan paling banyak dialami masyarakat. Kondisi ini biasanya masih dapat diatasi, terutama berdasarkan pertimbangan kebutuhan pemeriksaan gigi.

Pada tingkatan kedua atau takut, pasien dapat mengalami peningkatan detak jantung, tidak tenang, berkeringat, bahkan lemas.

"Rasa takut dapat menimbulkan sikap menghindari perawatan gigi, atau mungkin baru mengunjungi dokter gigi bila sakit giginya sudah tidak tertahankan lagi," katanya.

Sedangkan pada tingkatan tertinggi atau fobia, pasien memiliki rasa takut yang sangat besar dan cenderung tidak rasional. Orang yang dalam kondisi ini mungkin akan mengalami panik dan tertekan.

"Mereka (orang yang phobia) biasanya berusaha sama sekali menolak perawatan gigi meskipun penyakit giginya telah parah," tandasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Warga +62 Banyak yang Takut ke Dokter Gigi, Termasuk Salah Satunya?"