Hagia Sophia

11 February 2025

Sejumlah Penyakit Akibat Pembuluh Darah Pecah

Foto: thinkstock

Pembuluh darah pecah terjadi karena beberapa kondisi, misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, hingga kecelakaan. Ini bisa menyebabkan sejumlah penyakit, salah satunya stroke.

Selain stroke, masih ada beberapa penyakit yang harus diwaspadai akibat pembuluh darah pecah. Simak 7 penyakit akibat pembuluh darah pecah, lengkap dengan penyebabnya.

Penyakit Akibat Pembuluh Darah Pecah

Pembuluh darah pecah bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, mulai dari kulit, jantung, hingga otak. Masing-masing mengakibatkan masalah kesehatan atau penyakit yang berbeda-beda. Di antaranya adalah 7 penyakit dan kondisi berikut ini:

1. Stroke
Dilansir dari situs Mayo Clinic, penyebab stroke salah satunya adalah pembuluh darah pecah di bagian otak sehingga menyebabkan pendarahan di otak. Stroke seperti ini disebut stroke hemoragik.

Stroke berpengaruh pada masalah saraf. Beberapa gejalanya seperti kesulitan berbicara dan memahami apa yang dikatakan orang lain, mati rasa, lumpuh, masalah penglihatan, hingga sakit kepala.

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan stroke adalah tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, dan minum alkohol.

2. Serangan Jantung
Dikutip dari Cleveland Clinic, serangan jantung sering kali terjadi karena penyumbatan pembuluh darah yang memasok ke jantung. Biasanya plak menumpuk di bagian dalam arteri sehingga menyumbat aliran darah.

Terkadang timbunan plak di dalam arteri jantung dapat terbuka atau pecah, kemudian gumpalan darahnya dapat tersangkut di tempat pecahnya arteri. Gumpalan ini dapat membuat otot jantung kekurangan darah dan menyebabkan serangan jantung.

Beberapa faktor risiko penyebab penyakit ini seperti faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, dan sejumlah kondisi kesehatan seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gangguan makan, atau riwayat preeklampsia.

3. Perdarahan Subkonjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva terjadi ketika pembuluh darah kecil pecah tepat di bawah permukaan jernih mata (konjungtiva). Hal ini mirip seperti memar pada kulit. Konjungtiva tidak dapat menyerap darah dengan cepat, sehingga darah terperangkap.

Tanda yang paling jelas dari perdarahan subkonjungtiva adalah bercak merah terang pada bagian putih mata. Meski berdarah, ini mungkin tidak terasa sakit maupun menyebabkan gangguan penglihatan, tapi biasanya hanya terasa gatal pada permukaan mata.

Penyebabnya tidak selalu diketahui, tetapi beberapa hal yang mungkin adalah batuk yang hebat, bersin yang kuat, mengejan, muntah, mengucek mata dengan kasar, atau terkena sesuatu yang melukai mata.

4. Retinopati Diabetik
Berdasarkan situs Siloam Hospital, retinopati diabetik juga terjadi di mata, tetapi bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Penyakit ini terjadi sebagai komplikasi pada penderita diabetes.

Retinopati diabetik diakibatkan oleh rangkaian proses stres oksidatif pada dinding pembuluh darah akibat kadar gula yang tinggi. Asupan darah ke retina menjadi berkurang dan memicu retina membentuk pembuluh darah baru yang rentan pecah.

Gejala bisa membuat penglihatan menurun secara bertahap, muncul noda atau bercak hitam melayang, penglihatan berbayang dan hilang mendadak, sulit membedakan warna, hingga terasa nyeri pada mata.

Faktor risiko retinopati diabetik antara lain kadar hemoglobin glikosilat yang tinggi, kolesterol tinggi, hipertensi, kehamilan, dan kebiasaan hidup tidak sehat.

5. Varises Esofagus
Varises esofagus terjadi ketika aliran darah yang teratur ke hati terhalang oleh gumpalan atau jaringan parut di hati. Darah kemudian mengalir ke pembuluh darah yang lebih kecil yang sebetulnya tidak dirancang untuk membawa darah dalam jumlah besar.

Dalam kondisi tersebut, pembuluh darah dapat mengeluarkan darah atau bahkan pecah, sehingga menyebabkan perdarahan yang bisa mengancam jiwa.

Gejala varises esofagus yang berdarah meliputi muntah darah dalam jumlah besar, tinja hitam dan keras, pusing karena kehilangan darah, hilang kesadaran. Penyebabnya antara lain sirosis hati, darah membeku, dan infeksi parasit.

6. Penyakit Akibat Vaskulitis
Pembuluh darah pecah bisa diakibatkan oleh vaskulitis, yaitu peradangan yang terjadi pada pembuluh darah kapiler atau pembuluh darah arteri besar. Kemudian hal ini bisa berkembang menjadi aneurisma atau penggelembungan pembuluh darah dinding pembuluh darah yang lemah.

Ketika mengalami vaskulitis, orang mungkin mengalami ruam pada kulit, demam, nyeri sendi, kelelahan, dan nyeri pada perut. Beberapa penyakit serius bisa muncul akibat kondisi ini, seperti gangguan fungsi ginjal, saraf, hingga sesak napas, tergantung pada jenis pembuluh darah yang terdampak.

7. Memar
Terakhir, pembuluh darah pecah di dalam kulit akan menyebabkan memar. Hal ini sering kali terjadi karena cedera, seperti jatuh atau terbentur.

Pembuluh darah kapiler yang pecah membuat sel darah merah bocor dan terkumpul di bawah kulit, sehingga memicu timbulnya memar. Memar biasanya akan hilang dengan sendirinya, meski terasa nyeri.

Itulah tadi berbagai penyakit yang harus diwaspadai terkait pembuluh darah pecah. Kondisi ini bisa menjadi parah bahkan menyebabkan kematian. Sebisa mungkin, hindari faktor risiko yang menyebabkan pembuluh darah pecah, di antaranya dengan berolahraga dan makan makanan bergizi seimbang.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "7 Penyakit Akibat Pembuluh Darah Pecah dan Penyebabnya"