Foto: AP/Ng Han Guan |
Lonjakan penyakit pernapasan di China, khususnya di kalangan anak-anak, dilaporkan telah memicu penuhnya unit anak di rumah sakit. Peningkatan kunjungan ke rumah sakit akibat pneumonia yang belum jelas penyebabnya ini terjadi ketika China melonggarkan pembatasan COVID-19.
Media lokal Global Times melaporkan banyak bangsal rumah sakit penuh pasien. Rumah Sakit Anak Beijing menerima hingga 9.378 pasien setiap hari dan telah memenuhi kapasitas penuh selama dua bulan terakhir.
Dikatakan juga bahwa klinik rawat jalan, klinik anak, dan departemen pernapasan di beberapa rumah sakit di Beijing telah dipesan setidaknya selama tujuh hari. Foto dan video online dan di media pemerintah menunjukkan ruang tunggu yang penuh sesak dengan tempat tidur berjejer di lorong rumah sakit di Hebei.
Sebuah laporan mengutip orang tua di Jinan yang mengatakan bahwa separuh siswa di kelas anak mereka sakit. Rekaman siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah saat berada di rumah sakit dilaporkan memicu peringatan dari pejabat setempat bahwa sekolah tidak boleh memaksa anak-anak untuk mengejar pekerjaan saat mereka sakit.
Di Hangzhou, salah satu orang tua mengatakan kepada media bahwa kelas-kelas telah ditangguhkan karena begitu banyak anak yang tidak bersekolah.
Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya memantau peningkatan "pneumonia yang tidak terdiagnosis di rumah sakit anak-anak di Beijing, Liaoning, dan tempat lain di Tiongkok". Data yang tersedia menunjukkan tingkat penyakit mirip flu meningkat dua kali lipat dibandingkan beberapa tahun terakhir, namun pihak berwenang mendesak masyarakat untuk tetap tenang, dan mengaitkan peningkatan kasus ini dengan awal musim flu pertama sejak pembatasan pandemi dicabut.
Pada konferensi pers, komisi kesehatan nasional China mendesak pemerintah daerah untuk membuka lebih banyak klinik demam, memperpanjang jam layanan, dan meningkatkan pasokan obat-obatan.
"Kami juga mengingatkan semua orang untuk mematuhi kebiasaan higienis dengan memakai masker, sering menggunakan ventilasi, dan sering mencuci tangan, serta mendorong kelompok-kelompok penting seperti lansia dan generasi muda untuk secara aktif menerima vaksin yang relevan," kata Wang Huaqing, kepala imunisasi CDC China dikutip dari The Guardian.
"Mereka yang bisa divaksinasi harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan vaksinasi untuk mencegah terjadinya penyakit menular."
Mereka mengatakan peningkatan kasus ini tidak didorong oleh patogen baru, melainkan oleh penyebaran bakteri seperti mycoplasma pneumoniae dan patogen umum termasuk influenza, rhinovirus, adenovirus, dan RSV.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus Pneumonia Misterius 'Nanjak', Warga China Diminta Pakai Masker-Jaga Jarak"