Foto: Getty Images/iStockphoto/InspirationGP |
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) meminta edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan kasus positif HIV pada remaja di Indonesia cukup tinggi.
"Kami melihat terutama untuk masa remaja, ini memang sepertinya harus mulai dilakukan edukasinya itu seawal mungkin. Kalau dulu itu masa-masa edukasi untuk seks atau pencegahan itu di SMA, kalau sekarang harus mulai di SMP," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Imran Pambudi dalam konferensi pers, Kamis (30/11/2023).
"Kasus-kasus itu yang kami dapatkan semakin muda, jadi ada di Jateng itu ada kasus pada anak umur 12 tahun dan dia bukan dari bayi, tapi dia terdeteksi di 12 tahun. Artinya kan sangat awal kita menemukan kasus seperti itu sehingga kita perlu melakukan upaya yang lebih lagi di anak usia SMP," sambungnya.
Di sisi lain, kasus HIV di Indonesia masih cenderung tinggi. Diestimasikan ada sekitar 515.455 orang dengan HIV. Namun, baru 452.723 orang yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV dirinya.
"Sampai saat ini yang paling besar didominasi usia 20-24 tahun," ujarnya.
dr Imran mengatakan ada sejumlah tantangan dalam penanggulangan HIV-AIDS mulai dari infrastruktur yang belum optimal dan merata di setiap daerah, regulasi dari berbagai sektor belum mendukung percepatan pengendalian HIV yang kadang bertentangan sampai masih adanya stigma dan diskriminasi yang berawal dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bocah 12 Tahun di Jateng Positif HIV, Kemenkes Minta Edukasi Kespro Dimulai Sejak SMP"