![]() |
Ilustrasi. (Foto: Freepik) |
Miopia atau mata minus merupakan kondisi ketika mata tidak dapat melihat objek jauh dengan jelas. Kondisi ini biasanya didiagnosis sebelum usia 20 tahun.
Spesialis mata Prof dr Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, SpM(K) menjelaskan kondisi ini berkaitan erat dengan kebiasaan sehari-hari. Prof Tjahjono menjelaskan bola mata bekerja lebih keras ketika melihat objek-objek dekat.
Ketika masyarakat terlalu sering melihat objek dekat tanpa istirahat, bola mata dapat memanjang. Ketika bola mata memanjang, cahaya yang masuk ke dalam mata tidak terfokuskan dengan baik di retina.
"Semua yang sifatnya memaksa mata, mulai dari selalu melihat dekat, selalu melihat hape terus menerus menyebabkan penglihatan dekat terus menerus, mengakibatkan otot-ototnya (mata) bekerja," ucap Prof Tjahjono ketika dihubungi detikcom, Selasa (22/4/2025).
Kondisi ini menurut Prof Tjahjono juga berpengaruh pada orang yang suka membaca dengan jarak dekat terus menerus. Meski begitu, efek layar gadget memberikan dampak yang lebih signifikan. Menurutnya, layar gadget dapat meningkatkan beban saraf mata 1,5-4 kali dibandingkan dengan baca tulis.
Selain itu, riwayat keturunan juga dapat mempengaruhi kondisi mata minus seseorang.
"Kalau zaman dulu pakai lampu kan cahaya lampunya mantul. Sedangkan pada layar monitor, atau hape ini cahaya keluar dari dalam, menyebabkan berkedip berkurang, terangsang terus-menerus dengan cahaya yang menyebabkan regangan (mata)," tandasnya.
Dikutip dari Optometrists Network, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengistirahatkan mata adalah dengan metode 20-20-20. Metode ini baik untuk menurunkan risiko mata kering dan ketegangan mata.
Setelah 20 menit menatap layar, coba lihat objek lain berjarak 20 kaki (6 meter) selama minimal 20 detik. Langkah ini penting untuk mengistirahatkan mata agar lebih rileks.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Masih Banyak Dilakukan, Dokter Ungkap Kebiasaan Sepele yang Bisa Bikin Mata Minus"