BPOM RI ungkap obat sirup yang tercemar EG dan DEG (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth) |
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menemukan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) lebih dari 90 persen pada salah satu supplier bahan pelarut obat cair, yakni CV Samudra Chemical. Adapun bahan pelarut tersebut kemudian didistribusikan kepada perusahaan farmasi yang kini telah dijatuhkan sejumlah sanksi lantaran menjual obat sirup dengan cemaran EG dan DEG, yaitu PT Yarindo Farmatama.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof Keri Lestari menerangkan bahwa kadar tersebut sangat berbahaya untuk dikonsumsi lantaran melampaui ambang batas yang telah ditentukan, yaitu tak lebih dari 0,1 persen.
"Sampai 52-90 persen saya amazing banget ya. Itu bukan lagi ceritanya cemaran atau impurities, itu si betul-betul barang kali ada replacement karena angkanya sangat tinggi sekali. Karena kalau cemaran itu besarannya kecil, dia tidak boleh lebih dari 0,1 persen dan aman digunakan," ucapnya saat konferensi pers, Rabu (9/11/2022).
Apabila zat berbahaya dengan kadar yang tinggi tersebut dikonsumsi oleh anak-anak, Prof Keri menyebut bisa memicu sejumlah masalah pada kondisi badannya, termasuk gagal ginjal.
"Kalau lebih dari 0,1 persen itu nggak aman, apalagi puluhan persen seperti ini," sambungnya lagi.
Di sisi lain, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso membeberkan data berapa banyak pasien yang terkena gagal ginjal akut positif mengalami keracunan akibat cemaran etilen glikol dan dietilen glikol (EG, DEG). Semula, ada ratusan pasien yang diduga terkena dua cemaran tersebut, tetapi belum sempat dilakukan penelusuran lebih lanjut adanya dua zat toksik di tubuh pasien.
"Saya jawab data ada ya, ada ratusan tapi kan awal-awal sehingga nggak sempat diperiksa toksikologi, terakhir ada 20, 16 positif ada cemaran EG/DEG, empat masih nunggu hasilnya. Ini di RSCM," kata dia.
dr Piprim juga menyebut kemungkinan besar kasus gagal ginjal akut diakibatkan oleh cemaran EG dan DEG. Pasalnya, pemeriksaan terkait infeksi pada seluruh pasien sudah pernah dilakukan tetapi nihil hasil yang mengarah ke penyebab tertentu.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "BPOM Temukan Cemaran EG Sampai 90 Persen, Ikatan Apoteker Indonesia Buka Suara"