Warga di Hong Kong di tengah krisis populasi. (Foto ilustrasi: Getty Images/Sawayasu Tsuji) |
Tingkat kesuburan di Hong Kong mengalami penurunan sejak 2018 lalu. Menurut laporan United Nations Population Fund (UNFPA), posisi Hong Kong kini menjadi yang terendah di dunia, di bawah Korea Selatan dan Singapura.
Meski pemerintah Hong Kong menyadari tingkat kesuburan yang semakin merosot, namun dukungan yang diberikan untuk para pasangan yang ingin memiliki anak masih jauh dari yang diharapkan. Saat ini, di Hong Kong hanya menaikkan tunjangan pajak anak sebesar HK$10.000 atau sekitar lebih dari Rp 19 juta.
Namun, cara itu tidak banyak membantu menghentikan penurunan tingkat kesuburan dalam beberapa tahun. Misalnya saja, salah satu warga Hong Kong yakni Ah Ying (34) sepakat dengan suaminya untuk tidak lagi membahas keinginan memiliki anak, bahkan mereka mengadopsi seekor kucing tahun lalu, yang dianggap sebagai anggota keluarga.
Dikutip dari Hong Kong Free Press, masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Ini bisa membantu meminimalkan rasa sakit dan kecemasan yang dialami warga Hong Kong yang tengah berjuang untuk hamil dan memiliki anak.
1. Adanya Revisi Kebijakan IVF
Pemerintah harus merevisi kebijakan perawatan In Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung. Diharapkan pemerintah menyediakan program IVF lebih dari tiga perawatan bersubsidi untuk pasangan yang memenuhi syarat, terutama karena sangat umum bagi wanita membutuhkan beberapa kali IVF sampai akhirnya berhasil hamil.
Misalnya, pemerintah Jepang menyediakan hingga enam perawatan IVF bersubsidi untuk wanita yang memenuhi syarat di bawah 40 tahun, dan tiga perawatan untuk mereka yang berusia 40 hingga 42 tahun. Hong Kong harus mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama, sehingga lebih banyak wanita memiliki akses ke perawatan IVF tambahan yang sering dilakukan.
2. Subsidi untuk Wanita yang Ingin Membekukan Sel Telur
Pemerintah Hong Kong harus memberikan subsidi kepada wanita yang ingin membekukan sel telur untuk menjaga kesuburan di kemudian hari. Seperti di Korea Selatan, pemerintah Seoul berencana untuk memberikan subsidi pada wanita berusia 30-an yang ingin membekukan sel telurnya.
3. Memberikan Program Layanan Kesuburan
Selain layanan kesuburan, penting juga pemerintah memberikan atau mengajarkan masyarakat tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan. Misalnya seperti sebuah program mendidik wanita dan pria yang lebih muda tentang cara terbaik mempertahankan kesuburan mereka di kemudian hari jelas akan bermanfaat.
Hal ini dapat mencakup memahami bagaimana usia dan pilihan gaya hidup yang bisa berjangka panjang bagi kesehatan mereka. Misalnya seperti:
- Menghindari merokok
- Menghindari konsumsi alkohol berlebihan
- Mempertahankan berat badan yang sehat
4. Menghilangkan Stigma 'Masalah Perempuan'
Untuk kota patriarkal seperti Hong Kong, penting untuk dipahami bahwa ketidaksuburan bukan hanya masalah wanita dan mengakhiri stigma tersebut. Sebab, ini adalah masalah yang harus diatasi tanpa memandang jenis kelamin.
Ini adalah peran program pendidikan untuk membantu mengatasi masalah sosial yang berlaku sejak lama. Dengan kesadaran yang lebih besar, calon orang tua dapat mengontrol kesehatan reproduksi mereka dan meningkatkan kesempatan untuk memiliki anak.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Siasat Hong Kong Biar Warganya Mau Punya Anak, Tak Cuma Pelihara Kucing"