Hagia Sophia

30 August 2023

Indonesia Pakai Kapur Tohor untuk Hujan Buatan, Ini Alasannya

Indonesia menggunakan kapur tohor untuk melakukan modifikasi untuk polusi udara yang buruk. Foto: Thinkstock

Indonesia menggunakan kapur tohor untuk melakukan modifikasi untuk polusi udara yang buruk. Dengan modifikasi itu, hujan berhasil turun di Jabodetabek dengan menyemai kapur tohor bukan dry ice. Sebenarnya, bagaimana cara kerja kapur tohor di atmosfer?

Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo menjelaskan bahwa sebenarnya penggunaan kapur tohor masih merupakan eksperimen.

Adapun tujuan bahan semai kapur tohor dipakai tujuannya bukan untuk menambah inti kondensasi guna mempercepat proses fisika terjadinya hujan seperti halnya bahan semai berupa garam (NaCl), melainkan untuk menghilangkan lapisan layer isotherm di atmosfer yang menghambat polutan terdispersi vertikal.

"Adanya layer tersebut juga menyebabkan radiasi sinar matahari menjadi terhambat menembus permukaan bumi, yang juga berakibat pada kurang intensifnya proses penguapan dari permukaan sebagai fase awal pembentukan awan hujan," ujarnya.

Lapisan layer isotherm ini terjadi karena pada level ketinggian tertentu mempunyai suhu yang sama, yang normalnya jika semakin tinggi lapisan udara akan semakin turun suhunya.

Lapisan layar isotherm di atmosfer yang menghambat polutan terdispersi vertikal. Foto: BRIN

Yang terjadi selanjutnya adalah polutan asap tertahan oleh adanya layer. Terlihat berbeda kontras dengan langit biru di atasnya. Jadi, untuk membuka layer tersebut, harus diberikan perlakuan yang dapat memperbaiki suhu agar kembali normal. Caranya, jika tidak didinginkan, bisa juga dipanaskan.

"Di Thailand, usaha untuk mengganggu kestabilan atmosfer dan menghilangkan layer yang menghambat polutan tersebut digunakan bahan semai dalam bentuk dry ice (es kering). Namun terus terang, untuk saat ini kami belum siap untuk menggunakan bahan semai dry ice tersebut," lanjut Budi.

Dry ice adalah CO2 yang dipadatkan, maka jika tidak dikemas penempatannya dengan baik di dalam kabin pesawat, itu akan sangat berbahaya karena kru penerbang dan saintis berikut penabur. Ancamannya adalah hipoksia akibat kekurangan oksigen.

Di Thailand sudah bisa menggunakan bahan semai dry ice karena mereka sudah membuat konsul khusus untuk menempatkannya di dalam kabin pesawat secara aman.

"Sementara kami di Indonesia terus terang belum siap karena belum pernah mempraktekkan itu. Perlu waktu untuk merancang konsul dimaksud. Oleh karenanya, opsi lain dengan menggunakan kapur tohor kami lakukan untuk saat ini. Prinsipnya sama, hanya bedanya kalau dry ice bersifat mendinginkan, sementara kapur tohor bersifat mengeluarkan panas," tandasnya.



























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Bukan Dry Ice, Indonesia Pilih Pakai Kapur Tohor, Ada Alasannya"