Hagia Sophia

19 January 2025

Indonesia Termasuk Negara dengan Kasus Thalasemia yang Tinggi

Ilustrasi (Foto: (DetikHealth/Khadijah Nur Azizah)

Thalasemia adalah kelainan sel darah merah bawaan yang disebabkan akibat kurang atau tidak terbentuknya rantai pembentuk hemoglobin utama, baik rantai alpha, rantai beta, maupun keduanya. Hal ini memicu ikatan sel darah merah menjadi tidak kuat, sehingga terjadinya sel darah merah yang mudah pecah atau hemolisis.

Merujuk pada data Persatuan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) 2023, spesialis anak subspesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Pustika Amalia Wahidiyat, SpA, Subsp HO mengatakan kasus atau insiden thalasemia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Menurut data POPTI 2023, pada tahun 2017 tercatat ada 8.616 kasus thalasemia di Indonesia, kemudian meningkat menjadi 13.106 pada 2023.

"Artinya apa? Ini jumlahnya naik tinggi," katanya dalam acara webinar series Kemenkes terkait Skrining dan Tatalaksana Hasil Skrining Tuberkulosis, Thalassemia, dan Diabetes Melitus, dikutip Jumat (17/1/2025).

"Negara-negara yang tinggi angka terjadinya thalasemia, indonesia ada di dalamnya atau termasuk di dalamnya," katanya lagi.

Prof Lia mengatakan gejala thalasemia dapat berupa pucat, perutnya membesar karena hati dan limpanya membesar, tidak ada perkembangan organ seksual (pubertas), kulit menggelap, serta perubahan dari bentuk muka.

"Jadi kalau perempuan tidak ada payudaranya, kemudian bulu aksila, ketiak, kemaluan itu tidak tumbuh. Bahkan pada anak laki-laki testisnya tidak tumbuh," katanya.

Sementara mereka yang mengidap thalasemia minor umumnya tak mengalami gejala. Karenanya, kata Prof Lia, banyak kasus thalasemia minor yang tak terdeteksi. Padahal thalasemia minor dapat mewariskan gen thalasemia kepada anak mereka kelak.

"Inilah yang bahaya sebetulnya," katanya lagi.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "RI Termasuk Negara yang Catat Tingginya Kasus Thalasemia, Waspadai Gejalanya"