Hagia Sophia

21 July 2025

Makan Telur Tiap Hari Bikin Jantung Rusak?

Ilustrasi telur (Foto: Getty Images/iStockphoto/tycoon751)

Telur telah menjadi makanan pokok saat sarapan selama beberapa generasi. Kaya akan protein, vitamin, dan mineral esensial, telur dikenal sebagai sumber nutrisi yang luar biasa. Namun, benarkah telur bisa membahayakan kesehatan jantung?

Ahli biokimia asal Prancis, Jessie Inchauspé, penulis buku terlaris Glucose Revolution dan The Glucose Goddess Method, ikut angkat bicara soal ini. Dikenal dengan pendekatannya yang berbasis bukti ilmiah, Inchauspé mengulas secara mendalam bagaimana sebenarnya dampak konsumsi telur terhadap kesehatan jantung.

"Saya makan 3 sampai 4 butir telur sehari... dan saya tahu apa yang akan Anda katakan: 'Bukankah telur buruk untuk jantung?' Jadi, mari kita luruskan faktanya: telur itu luar biasa!" katanya," dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram, dikutip dari Times of India.

Telur merupakan sumber makanan bergizi. Satu butir telur mengandung sekitar 78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Dalam satu butir telur rebus berukuran besar, juga terkandung berbagai nutrisi berikut:
  • Vitamin A: 8 persen dari nilai harian atau daily value (DV)
  • Folat: 6 persen dari DV
  • Asam pantotenat (vitamin B5): 14 persen dari DV
  • Vitamin B12: 23 persen dari angka kecukupan gizi (AKG)
  • Riboflavin (vitamin B2): 20 persen dari DV
  • Fosfor: 7 persen dari DV
  • Selenium: 28 persen dari DV
Telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin B6, kalsium, dan seng dalam jumlah yang cukup. Selama ini, banyak orang mengaitkan konsumsi telur dengan risiko penyakit jantung karena kandungan kolesterolnya.

Namun, menurut ahli biokimia Jessie Inchauspé, kolesterol dalam telur tidak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular.

"Kolesterol dalam telur tidak berbahaya," ujarnya, seraya menambahkan seseorang tidak perlu khawatir mengonsumsi telur.

"Saya makan telur setiap hari. Tidak perlu ada batasan berapa banyak telur yang Anda konsumsi."

Inchauspé mencatat penyebab utama penyakit jantung bukanlah konsumsi telur, melainkan disregulasi glukosa dalam tubuh. Ia menjelaskan lonjakan kadar gula darah dan insulin dapat memicu perubahan metabolik yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular secara langsung.

Berdasarkan pemahaman ini, kini para ahli mulai melihat penyakit jantung melalui pendekatan dua faktor. Faktor pertama adalah partikel kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) yang kecil dan padat, yang lebih mudah menumpuk di dinding pembuluh darah.

"Faktor kedua untuk penyakit jantung, peradangan dan oksidasi partikel dalam aliran darah Anda," jelasnya.

Selama berabad-abad, telur sering dipandang dengan keraguan karena kandungan kolesterolnya. Namun kini, perhatian para ahli bergeser pada pentingnya pengelolaan gula darah dan pengurangan peradangan, alih-alih sekadar menghindari makanan tinggi kolesterol.

"Jadi, bagaimana kita menghindari lemak tidak sehat dalam darah kita, dan bagaimana kita menghindari oksidasi? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi gula karena gula, insulin tinggi, kadar glukosa tinggi, dan fruktosa dalam tubuh akan memperburuk keduanya. Hal ini akan mendorong hati Anda untuk memproduksi LDL partikel kecil, dan akan mengoksidasi partikel dalam aliran darah Anda," ujarnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?"