Ancaman COVID-19 tetap ada meski antibodi RI terpantau tinggi (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom) |
Kondisi pandemi di Indonesia pada saat ini memang sudah jauh lebih membaik. Aktivitas masyarakat menjadi lebih bebas semenjak aturan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dicabut beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, masyarakat Indonesia juga dinilai mempunyai kekebalan imunitas yang begitu tinggi. Dalam paparan terkait hasil sero survei 2023, masyarakat yang memiliki kekebalan imunitas akan COVID-19 disebut mencapai 99 persen.
Tingkat antibodi tersebut mengacu pada sero survei pada bulan Januari 2023 yang melibatkan 16.286 orang dari target sebanyak 17.315 orang yang terlibat di sero survei sebelumnya pada Juli 2022.
Hal tersebut memang merupakan sebuah pertanda baik untuk kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia. Namun ternyata ahli epidemiologi memiliki kekhawatirannya tersendiri.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Pandu Riono, MPH, PhD mengungkapkan bahwa kadar antibodi seseorang yang tinggi tidak akan begitu efektif melindungi bila ada varian yang sangat berbeda.
"Walaupun kadarnya (antibodi) tinggi kalau ada varian yang sangat berbeda mungkin tidak cukup efektif (melindungi)," ujar dr Pandu saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jumat (3/2/2023).
Jika ada varian yang sangat berbeda, bukan tak mungkin virus tersebut dapat menghindari sistem imun yang sudah dibentuk oleh tubuh. Namun untungnya, hingga saat ini kasus seperti itu tidak muncul di Indonesia.
"Makanya yang kita khawatirkan adalah disebut 'immune escape', bisa menghindari antibodi yang sudah terbentuk. Itu celaka itu kita. Untungnya di Indonesia tidak terjadi. Yang kita khawatirkan virus baru, betul-betul mutasinya (yang berubah) drastis gitu kayak dulu SARS-CoV-1 jadi SARS-CoV-2. (Sekarang) masih keluarga yang sama jadi masih bisa dideteksi," lanjut dr Pandu.
Lebih lanjut, dr Pandu meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebih, terlebih dengan kemunculan subvarian baru seperti Kraken. Dengan melakukan vaksinasi booster, beragam gejala yang dialami oleh pasien kraken di Indonesia pun terbilang sangat ringan.
"Iya (tetap aman jika melakukan vaksin booster). Buktinya orang Indonesia yang kena kraken nggak papa," pungkas dr Pandu.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Antiodi COVID-19 RI Tinggi, Awas Bisa Tak Efektif Jika Ini Tak Diwaspadai"