Hagia Sophia

26 April 2023

Muncul Gelombang Panas di India Tewaskan 24 Ribu, Inikah Penyebabnya?

Penyebab gelombang panas di India yang memicu 24 ribu kematian. (Foto: Getty Images)

Studi baru mengungkap gelombang panas yang melanda India mengancam pembangunan dan menghambat pertumbuhan ekonomi, sistem kesehatan, serta pengentasan kemiskinan. Penyebab gelombang panas di India ini diduga yakni perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Dikutip dari CNN, merujuk pada studi yang dirilis oleh University of Cambridge, gelombang panas ini telah menimbulkan dampak yang signifikan, menyebabkan padamnya listrik, meningkatkan polusi udara dan debu, hingga peningkatan pencairan glasial di wilayah India Utara.

Gelombang panas di India tercatat telah menyebabkan kematian pada lebih dari 24.000 orang sejak 1992. Dampak ini diperkirakan akan terus memburuk seiring dengan semakin memburuknya juga frekuensi dan intensitas dari gelombang panas yang terjadi.

Studi tersebut mengungkap bahwa 90 persen bagian negara India dapat terdampak secara signifikan dan mengalami gelombang panas dalam tingkat bahaya ekstrem berdasarkan indeks panas.

"Proyeksi jangka panjang mengindikasikan bahwa gelombang panas India dapat melampaui batas kemampuan bertahan hidup bagi manusia sehat yang berteduh pada 2050," ungkap salah seorang peneliti dalam studi tersebut.

Penyebab Gelombang Panas di India

Terkait krisis iklim di India, pada 2022, India mengalami cuaca terpanas sejak 122 tahun dan mengalami cuaca ekstrem sebanyak 242 hari dari total 273 hari pada rentang Januari hingga Oktober 2022.

Dikutip dari siaran pers Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) mengenai Perkembangan Gelombang Panas di Asia 2023, 'heat wave' atau gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih, sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia (WMO).

"Untuk fenomena cuaca termasuk sebagai kategori gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum. Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas," jelas BMKG dalam keterangan tertulis, Selasa (25/4).

Menurut BMKG, fenomena gelombang panas biasanya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dengan luasan yang besar secara persisten dalam beberapa hari. Hal ini juga berkaitan dengan aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas.

"Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhu permukaan meningkat karena umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer. Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalilr masuk ke area tersebut," paparnya.

"Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area karena umpan balik positif antara daratan dan atmosfer, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut," lanjutnya.





























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penyebab Gelombang Panas di India, Sampai Picu Sekitar 24 Ribu Kematian"