Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP) |
Para pemimpin dan pakar dunia akan berkumpul di Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahunan di Davos, Swiss, Rabu (17/1/2024). Di kesempatan ini, mereka akan membahas disease X dan ancaman yang bisa dipicu pandemi lainnya di masa mendatang.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga akan bergabung dalam forum tersebut. Ia bersama para pembuat kebijakan dan anggota industri kesehatan akan mempertimbangkan persiapan diri dalam menghadapi risiko munculnya patogen yang tidak diketahui.
Tokoh lainnya yang akan bergabung dalam forum, yakni ketua dewan perusahaan farmasi Astrazeneca, Menteri Kesehatan Brasil Nisia Trindade Lima, dan dua eksekutif lainnya juga akan menjadi anggota panel
Begitu juga Shyam Bishen, yang merupakan seorang eksekutif layanan kesehatan yang berbasis di New York dan anggota komite eksekutif WEF.
WEF mengatakan forum tersebut telah memperhitungkan bahwa mempersiapkan sistem kesehatan global untuk menghadapi pandemi lainnya akan membutuhkan 'hampir satu triliun dolar'. Itu menggambarkan topik tersebut sebagai pertanyaan besar.
"Apa yang disebut disease X yang menyerang populasi manusia dapat mengakibatkan kematian 20 kali lebih banyak dibandingkan pandemi virus corona," tutur pihak WEF yang dikutip dari Newsweek, Rabu (17/1/2024).
Disease X pertama kali diperdebatkan oleh WHO dalam tinjauan terhadap patogen yang dianggap sebagai prioritas penelitian untuk menginformasikan perencanaan kesehatan masyarakat. Nama pengganti itu diberikan untuk virus yang belum diketahui yang dapat menginfeksi manusia.
Oleh karena itu, penyakit ini tidak mewakili suatu penyakit tertentu, melainkan virus penyebab pandemi lain yang dapat muncul dan harus direncanakan untuk diatasi.
Pada saat itu, Anthony Fauci, kepala penasihat medis presiden Amerika Serkat, yang kemudian menjadi tokoh dalam respons pemerintah terhadap pandemi COVID, mengatakan kepada CNN bahwa nama tersebut mewakili sebuah fakta.
"Seringkali, hal yang akan mengenai kami adalah sesuatu yang tidak kami antisipasi," tuturnya.
Fauci menambahkan bahwa hal ini akan memungkinkan dilakukannya penelitian terhadap seluruh kelas virus yang dapat memunculkan patogen baru, dibandingkan penelitian terhadap virus secara individual seperti Ebola atau Zika.
Ketika pandemi virus corona pertama kali terjadi, beberapa ilmuwan menyarankan agar COVID-19 dianggap sebagai disease X yang pertama. Pada bulan Februari 2020, Marion Koopmans, ahli virologi Belanda dan penasihat WHO, menulis dalam jurnal Cell tentang COVID-19.
Ia menuliskan bahwa virus baru tersebut adalah 'dengan cepat menjadi tantangan pandemi pertama'. Dan itu sesuai dengan kategori dari disease X.
COVID-19 muncul dari keluarga virus corona yang sudah diketahui dan sebelumnya telah melewati batasan spesies ke manusia, seperti pada epidemi SARS.
Pada bulan Agustus, Koopmans menulis bahwa fungsi pengganti disease X adalah untuk membantu para peneliti menilai virus apa yang paling mungkin menyebabkan penularan mematikan ke manusia. Selain itu, untuk memungkinkan pembuat kebijakan mempersiapkan diri menghadapi skenario tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bos WHO dan Pakar Kesehatan Dunia Ngumpul Bahas Ancaman Disease X"