Hagia Sophia

19 January 2024

Anak dan Ibunya Bagi Brosur Demi Dapatkan Donor Hati bagi Anaknya

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/kan2d

Seorang bocah laki-laki asal Malaysia mengidap penyakit liver stadium akhir dan membutuhkan donor hati. Ia dan ibunya sampai terpaksa membagikan brosur di jalanan di Singapura, dengan harapan bisa mendapatkan donor hati untuknya.

Sejak 6 Januari 2024, bocah bernama Boon Heng dan ibunya itu mulai membagikan brosur. Di dalamnya, ia menjelaskan kondisinya dan persyaratan untuk mendapatkan donor hati yang sesuai.

Bocah berusia 15 tahun itu didiagnosis mengidap penyakit liver stadium akhir pada April 2023. Sang ibu yang bermarga Li itu mengatakan bahwa putranya mulai sering sakit selama lebih dari enam bulan sejak usianya dua tahun.

Dokter di Malaysia menemukan bahwa Boon Heng mengalami pembengkakan hati. Tetapi, mereka tidak dapat mendiagnosis penyebabnya.

Ketika Boon Heng berusia lima tahun, Li dan suaminya membawanya ke Singapura untuk mendapatkan diagnosis yang lengkap. Di sanalah, Boon Heng didiagnosis mengidap hepatitis autoimun.

Jalani Transplantasi Pertama di usia 8 Tahun

Boon Heng mulai mengkonsumsi obat untuk mengendalikan penyakitnya. Namun, akhirnya ia harus menjalani transplantasi hati pertamanya pada tahun 2017 di usia 8 tahun, dengan ibunya sendiri sebagai donornya.

Transplantasi berjalan lancar hingga memungkinkan Boon Heng bisa kembali ke Singapura untuk melanjutkan sekolahnya. Ia tidak kembali ke Singapura sampai lockdown COVID-19 di sana selesai.

Namun, di akhir 2022 kesehatan Boon Hoon memburuk dengan cepat. Kedua orang tuanya membawanya ke Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH) di Singapura untuk menjalani pemeriksaan pada Maret 2023.

Dikutip dari Mothership Sg, Boon Heng didiagnosis mengidap penyakit hati stadium akhir dengan komplikasi hipertensi portal parah. Keluarganya diberitahu bahwa dia segera memerlukan transplantasi hati dalam waktu tiga bulan ke depan.

Jika tidak segera dilakukan, Boon Heng berisiko mengalami perdarahan yang mengancam nyawanya.

Keluarganya berencana mengumpulkan total dana sebesar 215.000 dolar Singapura atau sekitar 2,5 miliar rupiah. Itu mencakup biaya operasi untuk donor Boon Heng serta biaya penilaian donor.

Tak Ada Donor yang Cocok

Li mengatakan awalnya mereka berhasil menemukan empat hingga lima donor. Setelah diuji, tidak ada satupun yang terbukti cocok.

Dokter melarang Li memberikan livernya untuk kedua kalinya pada anaknya. Sementara suaminya, ternyata tidak sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan.

Keluarga itu sampai pindah ke Singapura dengan harapan Boon Heng bisa mendapatkan kesempatan lebih baik untuk menjalani transplantasi. Mereka mencari donor golongan darah O+ berusia 21 tahun dan 50 tahun, tanpa ada riwayat kondisi medis.

Li juga rutin membagikan kabar terkini soal kondisi anaknya di media sosial Facebook, dengan harapan bisa menemukan donor.

"Tetapi, sejak itu kami belum menemukan donor yang cocok. Saya tidak tahu berapa lama kami bisa menunggu," kata Li yang dikutip dari Mothership Sg, Rabu (17/1/2024).

Sampai Li menemukan cara dengan membagikan brosur setelah melihat kotak surat bloknya di Jurong East. Ia sempat mempertimbangkan untuk mencetak dan membagikan surat kepada warga, tetapi biaya yang dimilikinya sangat terbatas.

"Saya memutuskan untuk mencoba membagikan brosur secara langsung," ungkap Li.

Sejak 6 Januari 2024, Li dan Boon Heng mulai berkeliling Jurong East, Queenstown, dan Clementi untuk membagikan brosur. Ia sempat dihubungi satu orang donor, tapi orang itu ragu untuk melakukan tes darah lebih lanjut.

Selama membagikan brosur, Li kerap mendapat banyak penolakan. Bahkan beberapa orang mencurigai dirinya dan anaknya.

"Tapi, saya tidak punya pilihan," beber Li.

Li sempat mendengar kasus seperti anaknya di Malaysia pada Agustus 2023. Namun, pasien itu meninggal sebelum tanggal operasi transplantasinya.

"Saya sangat khawatir mendengarnya, saya takut. Kami tidak tahu kapan perpecahan akan terjadi. Itu yang benar-benar kami khawatirkan," kata Li.

Perawatan yang Dijalani Boon Heng

Juru bicara NUH mengkonfirmasi pada Mothership Sg bawa pihak rumah sakit mengetahui adanya pasien tersebut. Pasien saat ini menerima perawatan suportif multidisiplin untuk primary sclerosing cholangitis dari tim medis.

Namun, pihak NUH menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai kasus tersebut karena kerahasiaan pasien.

Juru bicara menegaskan bahwa Pusat Transplantasi Organ Universitas Nasional di NUH tidak berpartisipasi dalam pencarian donor secara publik. Namun, pusat tersebut memiliki tim koordinasi transplantasi khusus yang membantu memfasilitasi proses penyaringan donor yang memenuhi syarat saat mereka datang.

"Kami bekerja sama dengan keluarga untuk memberikan dukungan dan bantuan jika memungkinkan," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kisah Bocah Idap Penyakit Liver Stadium Akhir, Bagikan Brosur untuk Cari Donor"